Friday, August 21, 2009

MAKANANKU SEHARI-HARI (Bk.2, Bab 25)



BAB 25


Percaya Kepada Allah


Kristus :

AnakKu, semua orang harus memiliki sahabat, dimana dia bisa menaruh kepercayaannya. Tanpa sahabat seperti ini, kamu tak bisa hidup senang. Semakin besar arti sahabat itu bagimu, semakin besar pula kebahagiaan yang bisa dia berikan kepadamu.

2. Seberapa besarkah sahabatmu bisa memberikan kesenangan bagimu seperti yang Kulakukan ? Siapakah yang mau memikirkan kamu sebanyak yang Kulakukan ? Perhatikan, betapa banyaknya yang telah Kulakukan bagimu, maka kamu akan dengan mudah mengerti bahwa Aku adalah sahabatmu yang paling sejati.

3. Melupakan Aku berarti melupakan Dia yang paling kau butuhkan dan paling mengasihi kamu. Jika kamu percaya kepada manusia, tanpa mau memperhitungkan perananKu dalam kehidupanmu, berarti kamu sedang membangun rumah diatas pasir. Segala kepandaian, kekuatan, dan semua hal yang baik, adalah pemberianKu. Tanpa karunia ini, dirimu bukanlah apa-apa, dan hidupmu merupakan usaha yang sia-sia.

4. Sahabat manusiamu bisa mengecewakan kamu, paling tidak oleh ketidak-mampuan mereka menolongmu dalam semua hal. Penilaian mereka bisa salah, dan mereka bisa menyesatkan kamu meskipun mereka berniat menolongmu. Kamu bisa menemukan persahabatan sempurna dan memuaskan hanya dalam DiriKu, dan didalam para malaikatKu serta para kudusKu. Biarlah kepercayaanmu yang terbesar ada padaKu sepanjang masa.


Renungan :

Manusia sering tertipu oleh apa yang nampak dari luar. Beberapa orang ada yang terkesan oleh hasil-hasil yang kelihatan. Kekaguman mereka tidaklah benar, karena mereka tak mampu melihat kebaikan hati orang lain. Dan lagi, mereka tidak menyadari betapa pendeknya umur suatu penderitaan atau kebahagiaan dalam kehidupan ini. Apakah diriku begitu dangkal atau apakah aku berusaha mengikuti jalan berpikir Tuhan ? Apakah kepercayaanku kepadaNya bisa diguncangkan oleh manusia duniawi ? Tuhan tak pernah menyuruhku menyerah, namun akulah yang selalu mengecewakanNya. Aku menolak untuk percaya kepadaNya dengan penuh, dengan cara membiarkan Dia memerintah dalam diriku seperti yang Dia kehendaki. Akibatnya, aku mendapati diriku terpeleset atau gagal dalam meraih perjuangan hidup yang terbesar, yaitu perjuangan meraih kebaikan dan kesucian.


Doa :

Allahku, adakah kebodohan yang lebih besar dari pada mengira bahwa aku bisa mengatur kehidupanku tanpa bimbingan dan bantuanMu ? Namun, didalam banyak kesempatan, aku justru melakukan hal itu. Aku hanya memikirkan kepentinganku tanpa bertanya kepadaMu. Engkau adalah tempat perlindunganku dan kemuliaanku yang paling pasti, Harapanku dan Penolongku yang maha kuasa. Tanpa DiriMu, aku bukanlah apa-apa, dan kehidupanku hanya merupakan usaha yang sia-sia. Hanya dengan bantuanMu aku bisa berharap untuk meraih keberhasilan abadi di Surga. Jangan biarkan aku ragu-ragu dalam kepercayaanku kepadaMu. Tak ada orang atau barang atau peristiwa yang akan mampu menggoyahkan kepercayaanku kepadaMu. Aku akan menghargai sahabat-sahabatku sewajarnya, dan aku tak akan pernah berterima kasih kepada mereka lebih banyak dari pada kepadaMu. Semoga kesetiaanku lebih dulu terarah kepada Kehendak SuciMu, baru kemudian tertuju kepada orang lain. Amin.