Friday, August 7, 2009

MAKANANKU SEHARI-HARI (Bk.2, Bab 11)



BAB 11


Devosi Yang Sejati Kepada Kristus


Kristus :

AnakKu, beberapa orang ada yang memiliki Aku dalam bibirnya, tetapi tidak didalam hatinya. Beberapa orang ada yang menunjukkan devosinya kepadaKu melalui buku-buku; beberapa orang lainnya dengan melalui gambar-gambar kudus; dan beberapa lagi dengan patung-patung kudus dan tanda-tanda surgawi lain. Semua tadi adalah baik, tetapi semua itu bukanlah bukti dari devosi yang sejati kepadaKu. Semua itu hanyalah serana untuk menolong seseorang melakukan devosi. Benda-benda suci ini tidak ada gunanya jika tidak bisa membuat baik pikiranmu, kata-katamu dan tindakanmu.

2. Devosi sejati kepadaKu bukan hanya pada perasaan-perasaan atau pada emosi yang sementara saja. Devosi ini merupakan sebuah tindakan perhatian dan kesetiaan kepadaKu. Devosi yang benar terdiri atas kedekatan pribadi antara keinginanmu dengan keinginanKu. Ia merupakan sebuah intensi tulus untuk menyenangkan Aku dalam segala hal, sebuah pengabaian-diri dalam melakukan apapun yang Kuinginkan darimu. Ia mendorongmu mendekati Aku, bukan hanya dalam pikiran dan keinginan, tetapi juga dalam tindakanmu sehari-hari.

3. Sementara kamu membuktikan devosi seperti ini, Aku akan memberikan berkat yang lebih besar lagi kepadamu. Pikiranmu akan mudah mengarah kepada ide-ide surgawi. Hatimu akan semakin bersemangat terhadap kebajikan-kebajikan yang lebih besar. Setiap hari kamu akan semakin maju didalam kesempurnaan, pikiran, berbicara dan bertindak lebih mirip Aku.

4. PengikutKu yang setia, secara perlahan-lahan akan berjalan dengan semakin sedikit kebutuhan akan barang-barang duniawi. Mereka merasa perlu untuk menyerahkan lebih banyak waktunya kepada karya-karya kebaikan dan doa-doa. Mereka mendapati bahwa waktu yang dihabiskannya bersamaKu terlalu singkat dan mereka merindukan persatuan yang lebih sempurna denganKu.


Renungan:

Meskipun aku sering menggunakan buku-buku, gambar-gambar dan benda-benda rohani lainnya, aku tidak boleh berpikir bahwa semua ini otomatis membuat diriku semakin suci. Itu semua adalah sarana luar menuju kekudusan. Ia menolongku dekat dengan Allah dengan cara mengingatkan aku akan kehadiranNya dan dengan meningkatkan keinginan lebih besar dalam diriku untuk menyenangkan Dia. Jika benda-benda tadi tidak bisa mempengaruhi hidupku, lebih baik aku tidak memilikinya. Mengenakan salib tidak akan menolong orang yang tidak sabar menghadapi cobaan hidup sehari-hari. Begitu juga devosiku di rumah tak bisa menggantikan Misa hari Mingguku. Ukuran dari devosi sejati telah diberikan oleh Yesus sendiri :"Jika kamu mengasihi Aku, kamu akan melaksanakan perintah-perintahKu". Bagaimana aku menjalani perintah-perintah Kristus ? Itulah ukuran yang pasti dari devosiku kepadaNya ! Begitu bodohnya diriku hingga aku mengira telah menyenangkan Dia dengan hanya mendaraskan doa-doa setiap hari, menggunakan barang-barang rohani tertentu, atau bahkan pergi ke gereja setiap hari. Melakukan semuanya tadi hanya separuh dari kehidupan rohani. Separuh lainnya berupa tindakan baik dan tanpa rasa cinta diri dalam berhubungan dengan orang lain. Separuh bagian tanpa separuh yang lain adalah tidak lengkap, dan karena itu tidak memuaskan Allah.


Doa :

Yesusku, aku ingin agar kehidupanku menjadi pemenuhan dari segala yang telah Kau ajarkan kepadaku melalui buku-buku, doa-doa dan barang-barang rohani lain. Aku ingin menghidupkan apa yang telah Kau katakan kepadaku melalui GerejaMu, melalui sakramen-sakramen, dan melalui kehidupan batinku. Kebaikanku, kesabaranku, kemurahanku, dan rasa tanpa cinta diriku akan membuktikan bahwa aku telah menggunakan benda-benda rohani karena aku mengasihiMu, dan bukan bagi kepentingan egoku atau alasan-alasan yang takhayul. Aku ingin menggunakan benda-benda ini untuk mengningkatkan kesetiaanku kepada Kehendak SuciMu. Aku juga akan menggunakannya untuk memperoleh berkatMu pada tugasku. Akhirnya aku akan menggunakannya sebagai tanda kesetiaan kepadaMu, agar aku juga bisa mengingatkan orang lain akan DiriMu. Jangan biarkan aku memisahkan batinku dari perbuatan-perbuatanku keluar, terhadap orang-orang disekitarku. Amin.