Friday, August 28, 2009

Makananku Sehari-hari (Bk 2, Bab 32)





BAB 32


Semangat Bernyala-nyala Dalam Melayani Allah


Kristus :

AnakKu, bacalah kehidupan para kudusKu dan perhatikan semangat mereka yang begitu besar didalam mengikuti KehendakKu. Semangat yang bernyala-nyala merupakan keinginan yang selalu siap dan sigap untuk mengikuti apapun yang Kuinginkan. Hal itu bukan sekedar sebuah perasaan atau suasana hati saja, melainkan sebuah keterikatan kesetiaan kepada KehendakKu.

2. Bisakah kamu mengatakan bahwa dirimu telah menjalani kehidupan seperti milik para kudusKu ? Mereka tak bisa berkata 'tidak' kepadaKu, tidak peduli apapun yang Kuminta dari mereka.

3. Apakah itu berupa penyakit, pekerjaan berat, kegagalan ataupun kritikan, para kudusKu selalu melakukan yang terbaik, menerima dan bahkan menyenangi apapun yang Kukirimkan pada mereka.

4. Tirulah kesetiaan mereka kepada KehendakKu, maka kamu akan mengalami kedamaian jiwa mereka. Kerja kerasmu akan menjadi mudah karena Aku akan memberimu banyak berkat.

5. Orang yang memiliki semangat bernyala-nyala, ingin mengetahui KehendakKu didalam segala peristiwa hidupnya. Meskipun perasaan dan suasana hati mereka berubah, tetapi keinginannya tetaplah sama, menyenangkan Aku dalam segala hal. Tentu saja, kepuasan mereka yang terbesar adalah berasal dari kesetiaan mengikuti Kehendak SuciKu.


Renungan :

Semakin aku belajar berpikir lurus, semakin baik aku melihat kesederhanaan yang ada dalam kehidupan dunia ini. Aku diciptakan di dunia ini untuk memperoleh kemuliaan abadi dan kebahagiaan Surga. Aku akan mendapatkan kebahagiaan yang tak terbatas ini jika aku selalu merenungkan kebaikan Allah dalam hidupku. Dia ingin agar aku semakin menyerupai PuteraNya didalam cara berpikir, berbicara dan bertindak. Para kudus telah belajar tentang pikiran dan Kehendak Allah, dan mereka dengan tulus berusaha untuk hidup sesuai dengan keinginan Allah. Mereka tahu bahwa jalan Allah adalah satu-satunya jalan yang benar. Mereka menjadi semakin kuat melalui Sakramen-sakramen, doa-doa dan usaha sehari-hari yang dilakukan dengan tulus hati. Mereka belajar melakukan banyak hal yang semula nampaknya sulit atau bahkan tidak mungkin.


Doa :

Allahku, alasan mengapa diriku berbuat begitu banyak kesalahan adalah karena aku tidak mau meluangkan waktuku untuk belajar Kehendak SuciMu dengan lebih baik. Alasan lainnya adalah bahwa diriku ini takut mencoba. Alasan lain lagi adalah jika aku mencoba, aku tidak melakukannya dengan sungguh-sungguh dan tulus hati. Aku akan mudah gagal jika hanya mengandalkan pada kekuatanku sendiri. Jika aku mau lebih memanfaatkan Sakramen-sakramen, doa-doa, keheningan meditasi dan membaca buku-buku, maka aku pasti akan berhasil. Tetapi kenyataannya tidak, aku hanya membuat keputusan-keputusan yang baik lalu mengharapkan kesalahan-kesalahanku menghilang dengan sendirinya. Engkau menginginkan tindakan yang nyata. Tuhan, waktunya terlalu singkat. Tolonglah agar aku tidak menyia-nyiakan waktuku lagi dengan hanya melakukan usaha-usaha yang setengah hati dan tidak tuntas. Biarlah aku berusaha untuk mengerti apa yang Kau inginkan atas diriku, dan biarlah aku menggunakan segala pertolongan yang ada untuk mengikuti Kehendak SuciMu dalam hidupku. Amin.