Tuesday, May 19, 2009

MAKANANKU SEHARI-HARI (Bk.1, Bab 43)



B A G I A N K E T I G A

G O D A A N

Tuhan telah berkata kepada kita bahwa manusia itu lahir dalam keadaan yang tidak sempurna dan dia harus menggunakan segala kesempatan dan segala peristiwa dalam hidupnya untuk menyempurnakan dirinya sebaik mungkin. Dia harus menggunakan semua tadi sesuai dengan kepandaiannya dan selaras dengan kebijaksanaan dari hukum Allah.

Tidaklah mudah untuk bertindak dengan cara seperti itu. Perasaan-perasaan manusia, suasana hati, rasa sentimen, kesukaan dan keinginan-keinginan, tidaklah selalu sejalan dengan penalarannya. Kadang-kadang dia merasakan keinginan yang bernyala-nyala akan suatu hal, dan pada saat yang sama dia tidak menyukai hal yang lainnya. Kecenderungan kepada sesuatu secara berlebihan ini disebut sebagai godaan. Godaan sendiri bukanlah dosa. Ia cenderung untuk menarik seseorang kepada hal-hal yang dia ketahui bahwa hal itu salah, atau menahan seseorang untuk melakukan sesuatu yang dia ketahui bahwa hal itu benar.

Godaan menyebabkan sesuatu yang ada dalam diri manusia menjadi sebuah tindakan keluar. Seseorang akan mengetahui lebih baik tentang dirinya jika dia telah banyak bergelut dengan godaan. Ia akan membuktikan kesalahan-kesalahannya dan sekaligus menguji kebajikan dirinya. Besarnya keinginan seseorang akan Surga terlihat dari apa yang dia lakukan untuk mencapainya. Berapa besar kasih seseorang kepada Allah dapat dilihat dari berapa besar kesediaannya untuk melakukan sesuatu bagi Allah. Senjata utama untuk menghadapi godaan adalah dengan cara mengenalinya; dengan melihatnya sebagaimana adanya tanpa memperdulikan tipuan-tipuannya yang menarik hati itu.

A. JENIS, NILAI DAN PENGENDALIAN ATAS GODAAN

BAB 43

Cobaan Hidup Manusia

KRISTUS berkata :

AnakKu, seseorang yang tidak mengetahui rencanaKu akan mudah sekali dibuat jera oleh cobaan-cobaan hidup sehari-hari. Hidup di dunia ini amat pendek, hampir tidak bisa lepas dari kekecewaan dan petaka. Manusia di dunia ini telah ternoda oleh dosa, dikalahkan oleh banyak keinginan, diperbudak oleh berbagai rasa takut, diamcam oleh berbagai macam perangkap, dicerai-beraikan oleh berbagai keinginan, dikacaukan oleh kesia-siaan, dikelilingi oleh kesalahan-kesalahan, dilemahkan oleh kerja keras, dihantui oleh godaan-godaan, capek oleh kesenangan-kesenangan, didera oleh banyak keinginan.

2. Mungkin saja seseorang tidak pernah menjumpai kesedihan atau kesulitan dalam hidupnya, namun kamu dikelilingi oleh begitu banyak perangkap dan musuh. Gangguan dan godaan yang satu belum hilang, sudah datang lagi godaan yang lainnya. Sering juga terjadi gangguan yang satu datang berhimpitan dengan gangguan yang lain. Kamu bisa merasa heran mengapa seseorang bisa mencintai kehidupan di dunia ini yang penuh dengan kesialan, kepahitan dan penderitaan. Namun kenyataannya banyak juga orang yang mencintai kehidupan dunia ini dan mencari kesenangan disitu.

3. Tetapi, pengikutKu yang setia bisa tersenyum dan gembira melalui seluruh kegelapan dan cobaan ini. Dia tidak mau memperhatikan cobaan yang dia alami saat ini, karena dia memusatkan perhatiannya pada tujuan utama dari kehidupan di dunia ini. Dia melihat jauh dibelakang kegelapan yang ada sekarang ini, yaitu kepada cakrawala dimana terang dari saat-saat keabadian akan segera terbit. Lalu kamu akan terbebas dari perbudakan yang menyakitkan dari keinginanmu yang buta serta ambisi-ambisi egoismu yang kental itu. Lalu kamu akan menemukan kebahagiaanmu yang sempurna, hidup yang serba memuaskan. Akhirnya kamu akan memiliki kebebasan sejati dari Surga tanpa halangan apapun juga; tanpa rasa nyeri di badan maupun dalam pikiran; itulah kebebasan yang hanya bisa diberikan olehKu saja.



RENUNGAN :

Hidup di dunia ini hanya sebentar dan penuh dengan kekecewaan serta berbagai kebutuhan. Namun Allah adalah Bapa yang pengasih dan bijaksana. Semua orang tua nampaknya berbuat kejam ketika mendidik anak-anaknya. Jika anak itu sudah tumbuh kuat didalam kesadaran dan sifatnya, maka mereka akan mengerti dan menghargai kebijaksanaan serta kasih dari bapanya itu. Begitu juga halnya dengan kita. Kita tidak menyadari betapa lemahnya diri kita sampai datangnya kesadaran untuk mengakui egoisme dan kesombongan yang menguasai diri kita. Kita tidak akan pernah mengenal diri kita sendiri jika Allah tidak memberi kita berbagai cobaan hidup di dunia ini. Tuhan menciptakan diriku untuk tinggal di Surga, yaitu sebuah imbalan yang tak bisa dibayangkan. Dia meminta agar kita melakukan apa yang terbaik, agar kita menjadi lebih layak bagi Surga, yaitu dengan berusaha melaksanakan kebaikan dan kesucianNya.


DOA :

Allahku yang pengasih, apakah baiknya jika aku selalu berpikir bahwa diriku lebih besar dari pada yang sebenarnya ? Tuhan, jika bukan demi cobaan-cobaan hidupku, mungkin aku tetap tidak menyadari betapa egoisnya dan sombongnya diriku ini. Aku berterima kasih kepadaMu, Tuhan, karena telah memberiku kesempatan ini agar diriku menjadi orang yang baik. Tindakanku adalah menjadi bukti dari kebajikan sejati. Setiap gangguan dan kesedihan di dunia ini terjadi atas KehendakMu yang bijaksana itu. Engkau tahu apa yang kubutuhkan agar diriku menjadi orang yang beriman. Suatu hari nanti aku akan berterima kasih kepadaMu atas segala cobaan yang kualami sekarang ini. Buatlah agar aku tidak bersifat egois dan mau mengikuti perintah-perintahMu, meskipun hidupku dipenuhi oleh kesenangan ataupun penderitaan. Perlakukanlah aku sesuai dengan KehendakMu, karena hal itu amat bermanfaat bagiku. Amin.