Thursday, September 10, 2009

Makananku Sehari-hari (Bk 2, Bab 45)





BAB 45


Kepatuhan yang suci


Kristus :

AnakKu, segala kekuasaan yang resmi berasal dariKu. KehendakKu ditunjukkan kepadamu didalam setiap perintah yang masuk akal dari kekuasaan resmi. Didalam mematuhi mereka yang memiliki kekuasaan, berarti kamu telah mematuhi Aku.

2. Kamu tak bisa menentukan apa yang kau sukai atau tidak kau sukai, karena perasaan-perasaanmu tidak selalu berada didalam pengawasanmu. Namun, kamu bisa memutuskan untuk mengikuti apa yang kamu tahu pasti bahwa itu benar dan baik. Ketaatan kepada kekuasaan adalah sebuah tindakan dengan penalaran yang tinggi. Jika Aku merupakan sumber dari segala kekuasaan resmi, maka kamu telah mematuhi Aku setiap kali kamu mematuhi atasanmu yang resmi.

3. Renungkanlah kebenaran ini. Berusahalah untuk melihat Aku didalam diri mereka yang memerintah kamu. Dalam melakukan hal itu, kamu akan mendapati bahwa cukup mudah untuk mengikuti suatu aturan. Kepatuhan seperti ini membebaskan pikiranmu dari segala rasa rendah diri. Ia juga mengurangi kebencian manusia yang mungkin kau rasakan. Penipuan diri dan kesombongan sangat baik diatasi melalui kehidupan kepatuhan yang suci.

4. Berusahalah memurnikan penyerahan dirimu kepada KehendakKu dengan lebih patuh dalam hidupmu. Didalam kepatuhan kamu telah mengurbankan lebih banyak dari pada yang kau miliki. Kamu mengurbankan dirimu sendiri, perasaanmu, waktumu, dan kehendak bebasmu. Semakin kamu berusaha menghilangkan alasan-alasan rasionalmu, semakin murni kurban dirimu. Kepatuhan meliputi kurban atas segala-galanya.

5. Jika kamu merasa ingin melanggar atasanmu, ingatlah bahwa Aku, penyelamatmu, menjalani kehidupan kepatuhan kepada atasan manusiawiKu selama kehidupanKu di dunia dulu. Mengapa kamu, yang adalah debu dan abu, menolak mengikuti contohKu ?

6. Jangan memberikan contoh buruk dengan bertindak tidak taat. Ketaatanmu membuat orang lain semakin mudah menjadi taat pula. Jangan berusaha mencari hak-hak istimewa kecuali sangat perlu. Jika kamu berusaha hidup dengan menolak untuk patuh, berarti kamu telah mengangkat dirimu diatas sebuah tiang, yaitu tiang kesombongan dan kepuasan diri. Tak ada orang yang bisa hidup tanpa ketaatan sama sekali dalam hidupnya. Tentu saja, tak seorangpun bisa menjadi seorang atasan yang baik jika dia sendiri tidak tahu bagaimana harus taat. Kamu bisa memerintah dengan aman dan bijaksana hanya jika kamu telah belajar patuh dengan rendah hati dan tepat.


Renungan :

Allah mencintai keteraturan karena keteraturan lahir dari kecerdikan. Dimana tidak ada keteraturan disitu hanya ada kebingungan dankekacauan. Jika aku ingin menyenangkan Allah, aku harus meletakkan keteraturan dalam hidupku. Bukan saja aku harus patuh atas perintah Allah secara langsung, tetapi juga perintah-perintahNya yang tidak langsung, yaitu keteraturan yang datang kepadaku melalui atasanku yang resmi. Hanya jika mereka memerintahkan suatu dosa, aku bisa menolak patuh kepadanya. Kepatuhan akan menjadi sebuah pukulan bagi kesombonganku, kecuali aku bisa membuatnya sebagai sebuah tindakan kasih terhadap Allah. Yesus menunjukkan kepadaku bagaimana melakukan hal ini. Dia patuh kepada atasan manusiawiNya untuk merombak ketidak-taatanku dan memberiku contoh ketaatan yang sempurna. Apakah aku menolak untuk menjadi seperti Dia ? Aku akan menolak setiap kali ada keinginan untuk tidak patuh kepada atasanku.


Doa :

Yesusku, Putera yang taat dari Bapa Surgawi, Engkau taat kepada Kehendak SuciNya sampai mati demi menebus dosa-dosaku. Bagaimana mungkin aku sampai melupakan hal ini ? Akankah aku menganggap diriku lebih baik dari padaMu dengan menolak untuk taat kepada perintah-perintah atasanku ? Tidak peduli betapa banyaknya aku menyatakan kasih kepadaMu, pernyataanku tadi hanyalah kata-kata kosong saja sampai aku bisa membuktikan pada mereka bahwa aku taat tanpa syarat kepada Kehendak SuciMu. Engkau berbicara kepadaku melalui GerejaMu dan melalui semua yang memiliki kekuasaan untuk mengarahkan dan memerintah aku. Biarlah aku melihat Engkau dalam diri mereka. Aku ingin taat kepadaMu melalui mereka. Berilah aku berkat untuk mendengar suaraMu jika kewajibanku memanggilku menuju tugasku sehari-hari. Aku hanya ingin satu karuniaMu, karunia untuk mempersembahkan diriku kepadaMu setiap hari dengan hidup taat kepada kewajibanku. Amin.