Saturday, June 13, 2009

MAKANANKU SEHARI-HARI (Bk.1, Bab 68)



BAB 68


Nilai Bijaksana Dari Kecurigaan Diri


KRISTUS berkata :


AnakKu, selama kamu masih tinggal diatas bumi, kamu tidak akan merasa pasti akan imbalanmu yang sebenarnya. Hanya setelah kematian kamu menjadi tahu segalanya tentang dirimu sendiri. Setiap kali, kamu akan belajar lebih banyak tentang dirimu, bahkan untuk hal-hal yang kau duga tidak kamu ketahui.


2. Setiap orang merupakan suatu misteri bagi dirinya sendiri. Didalam setiap hati manusia ada banyak ruangan bagi tindakan penipuan-diri. Intensi yang kau ajukan mungkin saja bukan menjadi pendorong yang sebenarnya bagi tindakanmu. Jauh didalam dirimu mungkin saja ada alasan-alasan lain, yang bersifat egois dan keduniawian. Karena kenyataan inilah Aku ingin agar kamu mengembangkan sebuah rasa kecurigaan-diri yang sehat dan sebuah kepasrahan yang adi kodrati kepada pertolonganKu. Tidak peduli betapa sucinya kamu merasa, janganlah mempercayai hal itu terlalu besar. Janganlah kamu menggantungkan kepada dirimu sendiri. Tanpa Aku, kamu tak berarti apa-apa dan tanpa bantuanKu kamu tak bisa melakukan apa-apa yang layak bagi Surga.


3. Reaksi pertamamu atas kebenaran ini mungkin berupa rasa cemas akan penyelamatanmu. Aku tak memiliki keinginan untuk mengganggumu, juga Aku tak ingin membuatmu menjadi orang yang cinta diri. Aku hanya ingin agar kamu hidup selaras dengan kebenaran. Aku mati di kayu salib bukannya agar kamu menjadi hilang, namun agar kamu memperoleh Surga. Kamu harus berperan serta dalam rencana ini. Buatlah sebuah intensi yang sungguh-sungguh untuk mematuhi perintah-perintahKu dalam hidupmu sehari-hari. Buktikanlah ketulusanmu dengan suatu usaha yang luhur. Dalam segala keraguan, berkonsultasilah dengan GerejaKu, untuk mencari arah yang benar. Setelah kamu melakukan semua ini, taruhlah seluruh harapanmu dan kepercayaanmu kepada kasih dan kerahimanKu.


4. Para kudusKu telah bersikap bijaksana dalam menilai diri mereka sendiri. Menyadari bahwa keabadian sedang menunggu mereka di Surga atau di neraka, mereka segera bersikap untuk tidak memberi kesempatan kepada penipuan-diri. Mereka mengatasinya dengan suatu penghinaan-diri yang suci dan rasa kecurigaan-diri. Mereka melakukan hal ini dengan cara yang cerdik. Mereka memusatkan pandangan mata mereka kepada kesempurnaanKu yang tak terbatas ini, kepada kehidupan duniawi yang bersifat sementara ini dan kepada tindakan-tindakan bodoh yang mengakibatkan hilangnya kebahagiaan dan kemuliaan Surgawi. Dan semua penglihatan ini meyakinkan mereka bahwa Aku memang berhak memperoleh pelayanan yang terbaik dari mereka, dan tindakan terbaik mereka adalah terlalu sedikit bagiKu. Mereka tidak melakukan tindakan yang mementingkan diri mereka sendiri dengan cara menghindari banyak hal yang bersifat pemenuhan-pribadi dan dengan merangkul banyak hal yang bersifat penyangkalan diri.


5. Meskipun mereka melaksanakan semua tindakan penyangkalan diri ini, mereka terus berdoa agar tak ada penipuan-diri yang tetap tinggal didalam jiwa mereka. Mereka terus berharap agar perbuatan baik mereka, kurban-kurban dan doa-doa mereka bisa diterima olehKu. Tanpa rasa khawatir, takut, atau tertekan, mereka mengakui kebesaranKu yang tak terbatas ini, mengakui kelemahan mereka dan kekerdilan mereka, dan memohon kerahiman dan kasihKu untuk menolong mereka memperoleh kehidupan kekal.



RENUNGAN :


Betapa benarnya ! Begitu seringnya jika aku mengira bahwa aku sedang melakukan sesuatu bagi Allah, aku menjadi marah, menghina, atau bersikap tidak bermurah hati terhadap mereka yang mengganggu rencana-rencanaku ! Kenyataan bahwa aku telah kehilangan kontrol terhadap diriku membuktikan bahwa aku tidaklah bekerja bagi Allah sama sekali. Musuhku yang paling jahat ada dalam diriku, yaitu egoku yang buta, lemah dan serakah ! Hanya jika aku mau bekerja bagi Allah saja, maka tindakanku bisa dikatakan yang terbaik. Aku harus berdoa setiap hari dengan rendah hati dan dengan harapan agar aku bisa mengatasi egoisme yang hina didalam diriku ini. Ia mengandung penghinaan karena ia bertentangan dengan kebijaksanaan dan kebaikan Allah. Aku harus mengalahkan egoisme ini seolah-olah seperti anak kecil yang perlu belajar. Lalu aku bisa meneruskan untuk melatihnya setiap hari dengan tindakan yang tidak mementingkan diri sendiri serta penyangkalan diri.



DOA :


Tuhanku, orang yang paling bijaksana sepanjang masa adalah para kudusMu. Engkaulah yang menjadi tujuan dari seluruh keinginan mereka. Segala sesuatu yang lain adalah nomor dua. Akupun ingin menempatkan Engkau sebagai yang pertama dalam hidupku. Untuk melakukan hal ini aku harus menguasai egoku yang buta dan cinta diri ini. Engkau menginginkan yang baik bagiku, bukan untuk sementara saja, namun yang terbaik bagiku dan selamanya. Jika aku mengikuti egoku, aku akan kehilangan Engkau. Oh biarlah aku menjadi yakin bahwa egoku tidak bisa menguasai aku. Aku ingin melaksanakan lebih banyak doa, pengingkaran dan penyangkalan diri dalam hidupku. Aku akan mencari kekuatan yang lebih besar lagi dalam Sakramen-sakramenMu. Biarlah aku mengalahkan egoku ini dengan penghinaan yang tertuju kepadanya. Hal ini akan jauh lebih mudah jika aku tetap menjaga pandanganku kepada kebaikanMu dan kasihMu yang menakjubkan itu. Amin.