Wednesday, June 3, 2009

MAKANANKU SEHARI-HARI (Bk.1, Bab 58)



BAB 58


Kehangatan Rohani



KRISTUS berkata :


AnakKu, kehangatan rohani adalah nama lain dari pelayanan yang setengah-setengah kepada Allah. Seseorang yang sekedar hangat saja, seringkali tidak menolak tugas yang datang padanya, namun diapun tidak bersikap antusias terhadap tugas itu. Dia hanya melakukannya sedikit, tidak jarang dia melakukannya hanya sebagai suatu kebiasaan saja. Dia telah kehilangan kebahagiaan dalam melayani Aku.


2. Jika kamu mulai bermalas-malasan dalam melayani Aku, mintalah nasihat kepada penasihat rohanimu. Kamu telah terpeleset menuju sebuah keadaan jiwa yang berbahaya dimana disitu tergantung masa depanmu. Jiwa yang hangat, takut untuk berusaha sendiri. Dia mulai mencari penghiburan dari hal-hal duniawi disekitarnya. Orang yang hangat jiwanya, telah mengidap suatu penyakit yang bisa membawa kematian rohaninya. Benih-benih yang akan membunuh jiwanya adalah kemalasan dan keduniawian.



RENUNGAN :


Kehangatan jiwa adalah sebuah suasana hati, yang bisa datang kepada seseorang pada suatu saat tertentu. Didalam suasana kehangatan jiwa ini, seseorang, pada saat itu, kehilangan antusiasme dan semangat untuk bekerja bagi Allah dan Surga. Orang yang hanya hangat jiwanya adalah dia yang membiarkan suasana hati seperti ini menjadi sebuah kebiasaan. Akibatnya, dia kini kehilangan keinginan untuk berdoa, dan dia tidak lagi memiliki rasa benci serta memerangi godaan sebagaimana yang seharusnya dia lakukan. Seseorang yang tidak mau bangkit melawan kehangatan jiwanya, akan kehilangan banyak rahmat dan kesempatan untuk melakukan kebaikan. Tanpa menerima rahmat itu dia akan terpeleset semakin dekat dan dekat lagi kepada dosa berat, karena dia tidak bisa mengenali adanya dosa yang datang.



DOA :


Tuhan, lindungilah aku dari penyakit ini. Bagaimana diriku bisa mengakhiri, jika dengan mudah diriku memiliki jiwa yang hangat saja. Akankah aku mencari kemudahan dan saat-saat istirahat di bumi ini, seolah-olah diriku sudah sampai di Surga ? Aku masih harus berperang melawan musuh-musuh jiwaku, dan aku tidak bisa bertingkah laku seolah-olah diriku sudah terbebas dari dosa berat. Didalam doa, pekerjaan dan penyesalan, biarlah aku bisa melayani Engkau. Aku akan berusaha mencari KehendakMu lebih jelas lagi hingga aku bisa melayani Engkau, bukan dengan caraku, melainkan dengan cara yang Kau inginkan. Amin.