Monday, June 29, 2009

MAKANANKU SEHARI-HARI (Bk.1, Bab 84)



BAB 84


Kritik Yang Tanpa Kasih



KRISTUS berkata :


AnakKu, jangan mempercayai segala sesuatu yang kau dengar tentang orang lain. Seseorang cenderung menilai orang lain melalui prasangka-prasangka. Penilaian mereka sering dipengaruhi oleh temperamen mereka, selera, suasana hati, ambisi-ambisi serta cinta-diri mereka. Sering terjadi bahwa kamu menjadi benar dengan cara tidak menilai orang lain, melalui kritik-kritik yang kau dengar tentang dia. Banyak orang dipersalahkan ketika dia tidak ada ditempat itu serta tak bisa membela dirinya.


2. Orang merasa lebih tinggi jika dia bisa mengkritik orang lain. Mereka pintar membesar-besarkan kesalahan tetangganya. Jika kamu menunjukkan perhatian terhadap kritikan mereka, mereka menjadi semakin berani meneruskan celotehnya yang dilakukan tanpa rasa kasih itu. Tunjukkanlah ketidak-setujuanmu atas omongannya itu, setidak-tidaknya melalui sikap diammu. Berusahalah untuk merubah pokok pembicaraan sebisa mungkin.


3. Setiap orang bisa berbuat salah. Orang yang mengkritik bisa saja mengetahui apa yang salah atas diri orang lain. Namun dia tidak mengerti motif serta tujuan dari orang yang dia kritik itu. Dia tidak berhak untuk membuka kesalahan seseorang, kecuali dengan tujuan untuk membela orang yang tak berdosa, atau menolong orang yang dia kritik itu.


4. Ingatlah juga bahwa dirimu mungkin menjadi sasaran kritik orang lain jika dirimu tidak ada disitu. Kini bicaralah tentang seseorang seperti halnya yang kau harapkan orang lain berbicara tentang dirimu.



RENUNGAN :


Salah satu sifat manusiawi yang terjelek adalah menyalahkan orang lain. Itulah sebabnya Yesus mengajarkan cinta kasih. Jika aku menghakimi orang lain, akupun akan dihakimi Allah. Jika aku menyalahkan orang lain, akupun akan disalahkan. Pengikut Kristus yang sejati lebih senang memikirkan kebaikan orang lain dari pada kejelekannya.



DOA :


Yesusku, Raja hatiku, berilah aku setitik kebaikanMu agar aku selalu melihat kepada kebaikan tetanggaku. Sebenarnya aku tidak tahu apa-apa tentang diri mereka. Mungkin saja dia tak bisa melakukan apa yang kusenangi. Mungkin ada ratusan alasan yang bisa memaafkan perbuatannya itu. Biarlah aku menyerahkan seluruh pengadilan di tanganMu dan berusaha tidak melihat kesalahan orang lain. Ajarilah aku untuk mengurusi diriku sendiri dan mendoakan mereka yang membutuhkan. Aku adalah seorang pendosa, tak akan pernah melupakan kerahimanMu yang besar itu. Seperti halnya Engkau mengampuni aku, akupun akan berusaha mengampuni orang-orang yang menentangku. Aku tak akan membuka kesalahan orang lain, kecuali jika hal itu bertujuan untuk melindungi mereka yang tak bersalah atau demi kepentingan umum. Amin.