Wednesday, May 10, 2017

Holy Love 5 Agustus 2015

Holy Love, 5 Agustus 2015
Pesta dedikasi Basilika St. Mary Major – hari ulang tahun Bunda Maria.

Bunda Maria hadir sebagai Bunda Rahmat. Dia berkata: Terpujilah Yesus.

‘Imam yang baik’ (Cure de Ars) telah berbicara kepadamu kemarin, mengenai sifat-sifat dari seorang imam yang baik. Tetapi ada sesuatu yang tidak dikatakannya kepadamu, yang lebih serius.

Setiap hari ada saja imam-imam, uskup-uskup dan kardinal-kardinal yang terjerumus ke dalam kemusnahan. Sebagian besar mereka kehilangan jiwanya karena apa yang tidak atau belum mereka laksanakan! Mereka tidak memberikan contoh kememimpinan spirituil yang benar kepada kawanannya. Oh ya, ada juga sedikit, tidak banyak, paus-paus yang berada di dalam neraka, karena alasan yang sama. Pesan ini akan ditertawakan oleh para pemimpin Gereja. Tetapi mengapa? Mereka, dan semua orang lainnya, haruslah disempurnakan di dalam kesucian pribadi mereka agar bisa menuntun orang lain dalam masalah spirituil. Aku bukanlah seorang Ibu yang penuh kasih jika aku membiarkan saja para pemimpin religius itu berpikir dan mengira bahwa hidup bakti mereka bisa menyelamatkan jiwa mereka. Adalah jawaban dan pelaksanaan dari hidup bakti merekalah yang akan menyelamatkan ataupun mengutuk jiwa mereka. Tak seorangpun boleh menganggap bahwa dirinya bebas dari kutukan.

Bunda Maria berhenti sejenak, dan aku (Maureen) mengucapkan selamat ulang tahun kepadanya. Kemudian penampilan Bunda Maria berubah menjadi berwarna emas dan putih berkilauan. Bunda Maria mengangguk dan berkata: terima kasih.

Hari ini aku ingin merayakan seluruh kehidupan sejak saat pembuahan hingga saat kematian alami mereka. Karena tidak adanya rasa hormat manusia terhadap kehidupan hingga hal itu menghancurkan keindahan dunia yang tak berdosa ini, seperti yang telah kau ketahui. Segala kemajuan tehnologi yang telah diilhamkan Allah kepada manusia ternyata tidak semakin mendekatkan relasi manusia dengan Penciptanya. Justru sebaliknya yang terjadi, karena usaha-usaha manusia hanya semakin menjauhi Allah. Yang menyedihkan, tehnologi yang sama ini telah memunculkan dosa-dosa yang baru.

Sebagai Ibumu, aku memanfaatkan kesempatan hari ulang tahunku ini untuk menegur dan menyemangati sebuah masyarakat yang sedang terjerumus serta kepemimpinan yang kacau ini, agar mereka bertobat dan kembali kepada Kehendak Allah. Pilihlah untuk menyenangkan Allah, bukan dirimu sendiri. Jika semua orang mau bertindak seperti ini, seperti penduduk di Ninive dulu, maka Penghakiman Allah masih bisa ditunda atau diringankan. Namun karena keadaan yang terjadi saat ini, Penghakiman Allah telah berseru-seru meminta agar segera digenapi.

Read Jonah 3:1-10+

Datanglah firman TUHAN kepada Yunus untuk kedua kalinya, demikian: "Bangunlah, pergilah ke Niniwe, kota yang besar itu, dan sampaikanlah kepadanya seruan yang Kufirmankan kepadamu." Bersiaplah Yunus, lalu pergi ke Niniwe, sesuai dengan firman Allah. Niniwe adalah sebuah kota yang mengagumkan besarnya, tiga hari perjalanan luasnya. Mulailah Yunus masuk ke dalam kota itu sehari perjalanan jauhnya, lalu berseru: "Empat puluh hari lagi, maka Niniwe akan ditunggangbalikkan." Orang Niniwe percaya kepada Allah, lalu mereka mengumumkan puasa dan mereka, baik orang dewasa maupun anak-anak, mengenakan kain kabung. Setelah sampai kabar itu kepada raja kota Niniwe, turunlah ia dari singgasananya, ditanggalkannya jubahnya, diselubungkannya kain kabung, lalu duduklah ia di abu. Lalu atas perintah raja dan para pembesarnya orang memaklumkan dan mengatakan di Niniwe demikian: "Manusia dan ternak, lembu sapi dan kambing domba tidak boleh makan apa-apa, tidak boleh makan rumput dan tidak boleh minum air. Haruslah semuanya, manusia dan ternak, berselubung kain kabung dan berseru dengan keras kepada Allah serta haruslah masing-masing berbalik dari tingkah lakunya yang jahat dan dari kekerasan yang dilakukannya. Siapa tahu, mungkin Allah akan berbalik dan menyesal serta berpaling dari murka-Nya yang bernyala-nyala itu, sehingga kita tidak binasa." Ketika Allah melihat perbuatan mereka itu, yakni bagaimana mereka berbalik dari tingkah lakunya yang jahat, maka menyesallah Allah karena malapetaka yang telah dirancangkan-Nya terhadap mereka, dan Iapun tidak jadi melakukannya.

+-Scripture verses asked to be read by Our Lady of Grace.

-Scripture taken from the Ignatius Bible.