Sunday, March 15, 2009

Surat-surat kepada Suster Mary dari Hati Kudus (VI)


VI

Saudaraku yang terkasih, tidak sulit bagiku untuk menjawab engkau.... Bagaimana engkau bertanya kepadaku, apakah mungkin bagimu untuk mengasihi Tuhan seperti aku mengasihiNya. Keinginanku untuk mengalami kemartiran bukanlah apa-apa, bukan karena itu aku merasa berhutang kepercayaan besar yang ada didalam hatiku ini. Keinginan seperti ini bisa dikatakan sebagai kekayaan rohani, yaitu bendahara yang tidak jujur (Luk. 16:2) ketika seseorang merasa puas dengan hal itu seperti terhadap suatu harta yang besar. ... Pikiran semacam ini menjadi bentuk penghiburan yang diberikan Yesus kepada jiwa-jiwa yang lemah seperti aku ini, dan banyak lagi orang-orang lainnya. Namun ketika Dia menahan penghiburan ini, hal itu merupakan rahmat yang istimewa juga tentunya. Ingatlah akan kalimat yang diucapkan oleh seorang rahib yang suci: “Para martir menderita dengan rasa bahagia, sedangkan Raja para martir menderita dengan kesedihan”. Bukankah Yesus telah berseru: “Bapa biarlah piala ini berlalu dari padaKu” ? (Luk. 22:42). Janganlah mengira bahwa keinginan-keinginanku adalah merupakan bukti dari kasihku. Aku tahu bahwa bukanlah keinginan-keinginan ini yang membuat Tuhan berkenan tinggal didalam jiwaku. Apa yang menyenangkan Dia adalah mendapati kehampaan dalam diriku, tak berarti apa-apa, kekerdilanku, kemiskinanku. Inilah kepercayaan buta yang kumiliki akan kerahimanNya.... Itulah hartaku satu-satunya, Ibu yang terkasih, dan mengapa hal itu tidak menjadi hartamu juga ?


Bukankah engkau juga siap untuk menderita apapun yang dikehendaki oleh Tuhan ? Yakinlah, jika engkau ingin mengenal kebahagiaan dan mengasihi penderitaan, maka hal itu berarti engkau mencari penghiburan bagi dirimu, karena sekali kita mengasihi, maka semua penderitaan akan hilang. Sesungguhnya, jika kita berjalan bersama menuju kemartiran, kamu akan memperoleh manfaat yang besar, dan aku tidak mendapatkan apa-apa, kecuali Tuhan berkenan merubah sifatku.


Saudaraku yang terkasih, engkau tidak menegrti bahwa didalam mengasihi Yesus dan menjadi kurban kasihNya, semakin lemah dan malang diri kita maka hal ini menjadi sasaran yang semakin baik bagi kasihNya yang mampu merubah dan menguasai. Keinginan sederhana untuk menjadi kurban saja sudah cukup, namun kita juga harus bersedia untuk menjadi tetap miskin dan tanpa daya, dan disinilah kesulitannya, “Dimanakah kita bisa menemukan seseorang yang benar-benar miskin didalam roh ?, kita harus mencarinya hingga jauh”, demikianlah tulis kitab Imitation (Imit,II, xi. 4).


Dia tidak berkata bahwa kita harus mencarinya diantara jiwa-jiwa yang besar, tetapi pada jiwa-jiwa yang ‘jauh’, yaitu didalam jiwa yang melakukan penyangkalan diri dan kehampaan. Marilah kita tetap berada jauh dari sesuatu yang berkilau, mencintai kekerdilan kita, dan puas jika kita tak memiliki kebahagiaan. Maka dengan begitu kita akan benar-benar miskin didalam roh, dan Yesus akan datang mencari kita betapapun jauhnya kita berada. Dan Dia akan merubah kita menjadi kobaran api Kasih.... Aku ingin membuatmu mengerti apa yang kurasakan ini. Hanya kepercayaan saja yang akan menuntun kita kepada Kasih. Bukankah rasa takut akan menuntun kita menuju ingatan akan penghakiman Tuhan yang keras yang mengancam para pendosa ? Tetapi bukanlah penghakiman yang ingin diperlihatkan Yesus kepada orang yang mengasihiNya.


Tuhan tak akan memberimu keinginan untuk menjadi kurban kasih kerahimanNya, dimana karunia ini sudah disediakan atau telah diberikan, jika kamu tidak sepenuhnya menyerah kepadaNya dan ingin dikuasai olehNya. Dan Tuhan tak pernah mengilhamkan sebuah rasa kerinduan kepada suatu jiwa jika Dia nanti tak bisa memenuhinya.


Jalannya sudah cukup jelas, dan disepanjang jalan itulah kita musti berlari bersama-sama. Aku merasa bahwa Yesus ingin memberi kita rahmat yang sama. Dia ingin memberi kita berdua jalan masuk menuju Kerajaan SurgawiNya. Ibu Permandianku yang terkasih, engkau akan suka mendengar lebih banyak lagi rahasia-rahasia yang dipercayakan Yesus kepada anakmu ini, namun kata-kata tak akan cukup menceritakan apa yang tak bisa dipahami oleh hati manusia sendiri. Disamping itu Yesus juga menyampaikan rahasia-rahasia ini kepadamu juga. Aku tahu bahwa kamu adalah yang mengajari aku untuk mendengarkan ajaran ilahiNya. Pada hari pembaptisanku kamu berjanji demi aku bahwa aku akan melayani Dia saja. Engkau adalah malaikat yang menuntunku di hari-hari pengasinganku dan menyerahkan aku kepada Tuhan kita. Seperti anak kecil yang mengasihi ibunya, maka aku juga mengasihimu. Hanya setelah di Surga saja engkau akan mengerti rasa terima kasihku yang begitu besar didalam hatiku ini. (Bersambung)

Puteri kecilmu,

Teresa dari kanak-kanak Yesus