Friday, March 27, 2009

Surat kepada saudaranya, misionaris (VIII)



VIII


1897

Apa yang menarikku kepada Rumah Surgawi kita adalah panggilan dari Guru kita, pengharapan untuk mengasihiNya akhirnya memenuhi seluruh keinginanku, ingatan bahwa aku akan bisa memenangkan kasih dari banyak sekali jiwa-jiwa bagi Dia, jiwa-jiwa yang akan memberkatiNya selamanya. Aku tidak pernah meminta kepada Tuhan agar aku mati muda, karena hal itu bagiku merupakan doa yang sombong, namun dari sejak masa kanak-kanakku Dia telah mengilhami aku dengan pikiran yang kuat bahwa hidupku ini hanya berlangsung sebentar saja. Aku merasa bahwa kita harus melewati jalan yang sama ke Surga, yaitu jalan penderitaan dan kasih. Ketika aku telah sampai di pelabuhan, aku akan mengajari kamu bagaimana cara berlayar yang terbaik ditengah lautan badai dunia ini, dengan penyangkalan diri dari seorang anak kecil yang menyadari akan kasih ayahnya, serta ketekunannya didalam berdoa pada saat menghadapi bahaya.

Aku ingin membuatmu mengerti akan kasih yang bisa diharapkan dari Hati Yesus. Suratmu yang terakhir telah membuat jantungku bergetar dengan manis sekali. Aku tahu betapa dekatnya jiwamu dengan jiwaku, karena Tuhan memanggil jiwa itu untuk naik menuju DiriNya dengan sarana ‘lift kasih’ tanpa melewati ‘anak tangga ketakutan’ yang terjal. Aku tidak heran jika kamu cukup kesulitan untuk menjadi akrab dengan Yesus sebab seseorang tak bisa akrab dalam sehari. Namun hal ini telah kusadari, aku akan menolongmu lebih besar lagi untuk melewati jalan yang indah ini ketika aku telah melepaskan beban dari tubuh yang bisa musnah ini. Kemudian kamu akan bisa berseru bersama St.Agustinus: “Kasih adalah batu pemberatku”. (Bersambung)