Saturday, March 28, 2009

Surat kepada saudaranya, misionaris (IX - X)



IX


July 26, 1897

Jika kamu membaca baris-baris kalimat ini mungkin aku sudah tidak ada lagi. Aku tidak tahu masa mendatang. Namun aku bisa berkata dengan percaya bahwa Mempelaiku sudah berada didepan pintu. Membutuhkan sebuah keajaiban untuk membuatku berada di tempat pengasingan, yang jauh dari Dia, dan aku tidak berpikir bahwa Yesus akan melakukan keajaiban itu, Dia tidak berbuat apa-apa yang tidak menghasilkan.

Saudaraku seminaris, aku bahagia sekali untuk mati. Ya, bahagia sekali.... bukan karena aku akan terbebas dari penderitaan. Sebaliknya, penderitaan yang digabungkan dengan kasih nampaknya sebagai sesuatu yang layak untuk dirindukan di lembah air mata ini. Namun aku bahagia untuk mati karena aku akan bisa menolong jiwa-jiwa yang kukasihi jauh lebih besar dari pada ketika aku berada di dunia ini.


Yesus selalu memperlakukan aku sebagai anak kecil yang mudah dibujuk. Memang benar bahwa SalibNya sudah ada bersamaku sejak aku berada didalam tempat tidur bayiku. Namun dengan salib itulah Dia memberiku kasih yang amat besar....



X


14 Agustus 1897

Aku akan pergi ke hadapan Tuhan dan aku kini mengerti lebih dari pada sebelumnya bahwa hanya ada satu saja yang perlu, yaitu bekerja bagi Dia saja dan tidak berbuat apa-apa bagi diri kita sendiri atau makhluk. Yesus ingin memiliki hatimu sepenuhnya. Sebelum hal ini terjadi, kamu akan harus banyak menderita, tetapi oh, betapa besar kebahagiaan itu pada saat datangnya hari yang membahagiakan itu dimana kamu pulang ke Rumahmu. Aku tidak akan mati, memang aku mati, tetapi aku memasuki Kehidupan ... dan bagaimanapun juga aku tak bisa mengatakan kepadamu di dunia ini dan aku akan mengatakannya nanti kepadamu di ketinggian Surga ....