Saturday, March 14, 2009

Surat-surat kepada Suster Mary dari Hati Kudus (V)

V


7 September 1890.

Besok aku akan menjadi mempelai Yesus, mempelai dari Dia yang ‘tampangNya nampak tersembunyi dan dihinakan’ (Yes.53:3). Betapa besar masa depanku terbuka didalam persekutuan ini. Bagaimana aku bisa berterima kasih kepadaNya, betapa diriku tidak layak menerima karunia sebesar ini !

Aku haus akan Surga, yaitu tempat kediaman dimana kasih kita kepada Yesus akan tak terhingga besarnya, tak ada batasnya. Benar, kita harus melewati penderitaan dan air mata untuk bisa mencapai rumah itu, namun aku ingin menderita semua hal yang dikirimkan Kekasihku kepadaku. Aku ingin membiarkan Dia berbuat apa saja terhadap ‘bola kecil’Nya ini. Engkau pernah berkata kepadaku, Ibu Permandianku yang terkasih, bahwa Kanak-kanak Kudus sangat senang dihiasi dan didandani pada saat hari pernikahanku nanti, (Dia mengacu kepada patung Kanak-kanak Kudus di biara, yang selalu dirawat olehnya).

Mungkin kamu heran mengapa aku tidak menaruh lilin baru yang berwarna merah mawar. Lilin-lilin yang lama masih memiliki arti yang besar bagiku karena lilin-lilin itu dinyalakan pertama kali pada saat aku menerima seragam biara. Saat itu lilin itu masih segar dan berwarna merah mawar. Papa yang memberiku lilin itu. Dia ada disana dan saat itu semuanya bahagia. Namun kini warnanya mulai memudar. Masih adakah kebahagiaan pada warna mawar di dunia ini bagi Thérèse kecilmu ini ? Tidak, bagi dia hanya ada kebahagiaan Surgawi saja. Kebahagiaan dimana kekosongan yang ada pada segala sesuatu ini memberi tempat kepada Realitas Yang Tak Diciptakan. (Bersambung)