Tuesday, March 24, 2009

Surat-surat kepada saudaranya, misionaris (iii,iv,v).



Surat-surat kepada saudaranya, misionaris.



III



24 Februari 1896.

Tolong, daraskanlah doa pendek ini bagiku setiap hari. Ia sudah mengungkapkan seluruh keinginanku:


“Bapa Yang Maha Rahim, dalam nama YesusMu yang manis dan Perawan Terberkati, dan dalam nama semua orang kudus, aku mohon kepadaMu untuk menguasai saudaraku ini dengan roh kasihMu dan memberinya rahmat untuk membuatnya berusaha membuatMu dikasihi”.


Jika Tuhan kita segera membawaku kepada DiriNya, aku masih memintamu untuk melanjutkan doa ini, karena kerinduanku akan tetap sama di Surga nanti seperti di dunia, yaitu mengasihi Yesus dan membuatNya dikasihi.


IV


Apa yang kuinginkan adalah Kehendak Suci Allah. Dan jika di Surga aku tak bisa lagi berusaha demi kemuliaanNya, maka aku lebih suka untuk dikucilkan dari pada tinggal di Rumah itu.


V


21 Juni 1897

Kamu bisa menyanyikan lagu Kerahiman Tuhan dengan baik. Lagu itu akan bisa memancar dari dirimu dengan gegap gempita. Kamu mengasihi St.Agustinus dan Maria Magdalena, yaitu jiwa-jiwa yang banyak berdosa namun banyak diampuni, karena mereka sangat mengasihi. Aku juga mengasihi mereka. Aku mengasihi penderitaan mereka, dan juga kasih mereka yang amat berani.


Ketika aku melihat Maria Magdalena muncul dihadapan semua tamu Simon, untuk membasuh Kaki Gurunya dengan air matanya, yaitu Kaki yang untuk pertama kalinya disentuh Maria Magdalena, aku merasakan bahwa hatinya telah mampu menakar dan menyelami lembah kasih dan kerahiman itu, yaitu Hati Yesus. Dan aku merasa bahwa bukan saja Dia ingin mengampuni, tetapi juga untuk membagikan karunia-karunia persahabatan Ilahiah dan akrab, dan mengangkat Maria Magdalena kepada ketinggian doa yang paling mulia.


Saudaraku, karena aku juga diberi rahmat untuk bisa mengerti Kasih dari Hati Yesus, aku mengakui bahwa semua rasa takut telah hilang dari diriku. Ingatan akan kesalahan-kesalahanku telah merendahkan aku, dan hal itu telah membuatku untuk tidak bergantung kepada kekuatanku sendiri, yang sebenarnya hanya berupa kelemahan saja. Tetapi lebih dari semuanya, hal itu berbicara kepadaku tentang kerahiman dan kasih. Ketika suatu jiwa memiliki kepercayaan seperti kanak-kanak menyerahkan segala kesalahannya kepada tungku api Kasih, maka semua itu akan ditelan habis dengan sempurna.


Aku tahu bahwa banyak orang kudus telah melewati hidup mereka dengan melakukan banyak silih sebagai penebusan atas dosa-dosa mereka. Tetapi bagaimanakah itu ? “Di rumah BapaKu ada banyak tempat tinggal” (John 14:2). Ini adalah sabda Yesus dan karena itu aku mengikuti jalan yang Dia tandai bagiku. Aku berusaha untuk tidak memperhatikan diriku sendiri dan hanya memperhatikan apa yang dikehendaki Yesus dalam jiwaku.