BAB 98
Keterikatan
KRISTUS berkata :
AnakKu, sementara kamu menjalani kehidupanmu, hatimu cenderung terikat kepada banyak hal. Jika keterikatan ini terlalu kuat, ia akan membuatmu menjadi budaknya. Kamu bisa jatuh kedalam dosa karenanya. Benarlah, sifat alamiah suka-tidak suka dalam dirimu, tidaklah ditentukan oleh keinginanmu. Namun kamu bisa menguasainya dengan bantuan doa, penyangkalan diri dan Sakramen-sakramenKu.
2. Murnikanlah rasa cintamu kepada barang-barang duniawi, dengan cara menggunakan semua itu secara bijaksana sesuai dengan hukumKu. Hanya dengan kasih yang murni seperti ini kamu bisa lolos dari perbudakan keterikatan duniawi. Kamu tidak akan dipusingkan oleh rasa takut kehilangan sesuatu, apakah itu sahabat atau suatu kepemilikan atas barang yang kau cintai. Hal ini adalah suatu bentuk egoisme yang salah tuntunan. Kamu harus memilih hal yang terbaik sebagai yang pertama, yaitu Allah, melebihi makhluk lainnya.
3. Janganlah menjadi budak dari sesuatu di dunia ini. Kasihilah Aku dan KehendakKu lebih besar dari pada yang lainnya. Kamu masih sering sedih dan kecewa jika sesuatu tidak berjalan menurut kehendakmu. Kamu masih belum mengerti akan sifat sementara dari hal-hal di dunia ini.
4. Jangan biarkan ada orang lain ataupun ada kepuasan-kepuasan duniawi yang menjadi begitu berharga bagimu sehingga kamu rela berbuat dosa untuk memperolehnya. Jika kamu mengasihi sesuatu begitu besar, maka kasihmu itu telah salah tuntunan dan bodoh. Kamu lebih menyukai pencerminan Allah dari pada Allah itu sendiri.
5. Jika kamu ingin kebahagiaan sejati serta kebesaran sesungguhnya, ikatkanlah dirimu kepadaKu diatas segala manusia atau barang duniawi. Biarlah keinginan dan kasihmu dituntun oleh kebijaksanaanKu, dan itu tidak akan menuntunmu menuju kebodohan.
RENUNGAN :
Kesejahteraanku yang sejati bukan terletak pada kepemilikan atau kenikmatan atas banyak hal di dunia ini, namun terletak pada cara penggunaan milikku secara bijaksana dan tak berdosa, dan dengan tujuan untuk menyenangkan Allah. Kekayaan, kehormatan, pujian, penghargaan, kekuasaan dan keunggulan atas orang lain, atau apapun lainnya bisa menarik hatiku di dunia ini, namun semua itu akan musnah suatu saat nanti. Mengapa aku tertarik kepada sesuatu yang pasti akan berakhir ? Jika aku tidak menggunakannya sesuai dengan keinginan Allah, maka aku telah bertindak salah, dan semua tadi akan menarikku menjauhi Allah. Semakin aku ingin mengenal Allah, semakin aku ingin mengurangi keterikatanku kepada dunia ini. Aku akan berusaha untuk selalu waspada akan kehadiranNya sepanjang hari. Kebutuhanku yang sebenarnya adalah sedikit. Benarlah, sifat manusia cenderung selalu kekurangan akan apa yang disukainya. Dan lagi aku harus membuang segala sesuatu yang tak bisa meningkatkan kwalitas hidupku.
DOA :
Allahku, Engkau adalah Kebaikan Sempurna. Apapun yang menarik hatiku yang ada pada seseorang atau suatu barang, hanyalah merupakan pencerminan kecil dari kesempurnaanMu yang tak terbatas. Mengapa aku begitu bodoh hingga lebih menyukai bayangannya dari pada yang sebenarnya ? Itulah yang terjadi ketika aku mengecewakan Engkau melalui dosaku. Bantulah aku untuk menghadapi kenyataan ini. Sejak saat ini, aku ingin hidup bagiMu melalui penggunaan yang benar dari segala sesuatu disekitarku. Apapun yang menuntunku menuju dosa hendaknya berlalu. Buatlah agar aku mengasihi dan memilih apa yang bisa membuatku menyenangkan Engkau. Engkau tahu apa yang terbaik. Tunjukkanlah KehendakMu padaku dan berilah aku kekuatan untuk mematuhinya. Amin.