Bab 109
Mengendalikan Pendapat Pribadi
KRISTUS berkata :
AnakKu, setiap orang cenderung lebih suka mengikuti cara berpikirnya sendiri. Setiap orang lebih suka berhubungan dengan mereka yang sejalan dengan keinginannya. Namun adalah bodoh sekali bagimu untuk berpikir terlalu tinggi terhadap pendapatmu sendiri.
2. Tak ada orang yang tahu jawaban atas segala hal. Orang yang terlalu banyak berbicara, tak akan maju pengetahuannya. Seorang pendengar yang baik akan bisa belajar lebih banyak dari pada orang yang berbicara terlalu banyak.
3. Tidaklah selalu perlu untuk menunjuk kesalahan orang lain. Meskipun kamu tahu lebih baik, kamu tidak perlu selalu menonjolkan pendapatmu. Dalam kenyataannya, banyak diskusi tidaklah perlu dan tidak penting. Sering sekali bahwa pendapat seseorang berdasarkan kepada suka atau tidak suka. Mengapa kamu beradu pendapat untuk hal-hal yang tidak penting ?
4. Bagi mereka yang tahu bagaimana mengendalikan lidah mereka demi Aku, Aku memberinya rahmat kedamaian didalam hatinya.
5. Janganlah kamu mencintai pendapatmu sendiri terlalu besar. Bersikaplah rendah hati dengan cara meminta nasihat orang lain ketika kamu memerlukannya. Janganlah berusaha untuk tidak tergantung kepada semua pendapat lainnya. Pendapat yang berbeda-beda bisa memberimu wawasan yang lebih luas atas dirimu sendiri dan orang lain.
RENUNGAN :
Pada saat-saat tertentu aku harus menahan lidahku agar damai bisa terwujud. Banyak hal-hal yang tidak penting dibicarakan dan dilakukan setiap hari. Adalah kecongkakanku yang membuatku ingin mengkritik orang lain karena kesalahan yang kecil saja. Dalam banyak hal, tindakan meluruskan kesalahan orang lain kadang tidak perlu. Aku tak boleh terlalu percaya terhadap pendapat dan perasaanku sendiri. Dalam hal-hal kecil yang tidak penting, maka aku akan bertindak benar dengan cara berdiam diri dan mendenegarkan pendapat-pendapat yang tidak sejalan dengan pikiranku. Membutuhkan kerendahan hati yang besar serta kemurahan hati untuk bisa bertindak seperti ini.
DOA :
Oh Yesus, Raja kebenaran, tolonglah aku untuk mempertahankan damai dan keharmonisan dengan orang-orang disekitarku. Ajarilah aku untuk bisa bekerja dan berkarya bagi apa yang benar. Jangan biarkan aku mendengarkan, meskipun dengan diam-diam, apa yang bertentangan dengan ajaran-ajaranMu atau yang melukai tetanggaku atau jiwaku. Namun tunjukkanlah kepadaku bagaimana bisa menerima perasaan dan pendapat orang lain sejauh hal itu bisa dilaksanakan tanpa menyimpang dari kebenaranMu. Berilah aku kerendahan hati untuk mengikuti nasihat yang perlu. Biarlah aku mengasihi kebenaranMu lebih dari pada pendapatku sendiri. Amin.