BAB 97
Musuh Manusia Dari Dalam
KRISTUS berkata :
AnakKu, tidak ada yang bisa menyulitkan kamu lebih besar dari pada rasa egomu yang tak bernalar. Jika kamu tak bisa mengontrol napsu binatangmu, ambisi-ambisi kesombonganmu, dan iri hatimu kepada orang lain, maka kamu tak akan bisa menikmati damai surgawiKu.
2. Jika hatimu tak bisa tenang, hal itu karena kamu masih dikuasai oleh ego buta yang ada dalam dirimu. Hatimu tidak mengarah kepadaKu, namun kepada kepuasan-kepuasan, kesenangan, keberhasilan atau rasa aman di dunia ini. Karena kamu begitu cinta-diri dan penuh dengan keinginan-keinginan duniawi, maka kamu selalu tergoda untuk berbuat dosa.
3. Apapun yang bukan berasal dariKu dan tidak mengarah kepadaKu, adalah tidak baik bagimu. Para kudus sering bertanya dalam diri mereka :"Bisakah hal ini menuntunku menuju hidup abadi ?". Itu adalah sebuah pertanyaan yang amat bijaksana. Jika kamu hidup disemangati oleh pertanyaan itu, maka waktumu yang berharga tidak akan terbuang percuma dan banyak karya-karya kebaikan bisa kau lakukan.
4. Perasaan-perasaan dan keinginan-keinginanmu bisa menjadi baik hanya jika dirimu bisa menguasainya. Sekali perasaan dan keinginan itu menguasai dirimu, ia akan membuatmu menjadi budaknya. Kamu tak akan memiliki damai dalam dirimu dan bahkan mungkin kamu juga menghancurkan kedamaian orang-orang disekitarmu. Kamu akan menjadi cemburu, iri hati, ambisius, dan mengalami kesulitan dalam bergaul. Kamu akan sering membatalkan tindakan yang seharusnya kau lakukan, serta melakukan hal-hal yang seharusnya tidak kau kerjakan. Kamu akan menjadi tertarik mencampuri urusan orang lain, dan tidak menyukai apa yang seharusnya kau lakukan.
5. Kamu bisa menciptakan dunia yang lebih baik dengan cara mengikuti Aku. Mulailah dari dirimu sendiri. Belajarlah kebenaranKu dan biarlah hal itu memerintah napsumu, keinginanmu, seluruh rasa takutmu, dan setiap kata dan perbuatan yang kau lakukan.
RENUNGAN :
Orang yang tak pernah belajar menyangkal dirinya, telah menyimpan musuh kedamaian dan kebaikan dalam dirinya. Dia gampang sekali dibuat marah oleh mereka yang mencegah atau menghalangi keinginan egonya. Dia hanya melihat kewajiban orang lain, namun dia tetap buta terhadap kesalahan dan kewajibannya sendiri. Dia mengutuk hal-hal kecil milik orang lain, dan memaafkan kesalahan-kesalahan besar dalam dirinya.
DOA :