Wednesday, March 6, 2024

PENAMPAKAN GARABANDAL


Gereja paroki San Sebastián de Garabandal (terletak di Cantabria, Spanyol Utara).

 


PENAMPAKAN GARABANDAL 

 

Awal mula


Garabandal adalah sebuah desa kecil di Spanyol utara, di provinsi Santander, dekat pegunungan Picos de Europa, sebuah lingkungan yang terjal dan indah. Nama lengkapnya adalah San Sebastian dari Garabandal. Letaknya 600 meter di atas permukaan laut, sekitar 57 mil dari ibu kota provinsi. Untuk sampai ke sana kita harus mendaki jalan yang terjal dan buruk. Tidak lebih dari 300 orang yang tinggal di Garabandal. Kota ini sangat tenang. Tidak ada dokter di kota dan tidak ada pastor yang tinggal di gereja paroki. Pastor dari Cosio, kota terdekat berikutnya, biasa merayakan Misa di sana pada hari Minggu. 

Pada malam hari tanggal 18 Juni 1961, empat gadis sedang bermain di pinggiran kota - Conchita Gonzalez, Maria Dolores (Mari-loli) Mazon, Jacinta Gonzalez dan Maria Cruz Gonzalez (tidak berkerabat meskipun memiliki nama yang sama). Maria Cruz berusia sebelas tahun, yang lainnya dua belas tahun, dan semuanya berasal dari keluarga miskin. 

Tiba-tiba mereka mendengar suara keras, seperti guntur, dan melihat di hadapan mereka sosok terang Malaikat Agung St.Michael. Pada hari-hari berikutnya Malaikat Agung Michael menampakkan diri kepada mereka lagi di tempat yang sama. Dia mengumumkan bahwa pada tanggal 2 Juli mereka, anak-anak visiuner itu, akan melihat Bunda Maria. Inilah awal mula terjadinya peristiwa Garabandal. 

Bunda Maria dari Gunung Karmel 

Berita itu menyebar dengan cepat ke seluruh wilayah. Tanggal 2 Juli adalah hari Minggu dan kota itu ramai. Ada orang-orang dari semua lapisan masyarakat dan sangat banyak dari luar kota, di antaranya beberapa dokter dan pastor. Pada pukul enam sore gadis-gadis itu pergi ke tempat di mana Malaikat Michael muncul, dan yang mengejutkan orang banyak, mereka masuk ke dalam keadaan ekstase. Bunda Maria menampakkan diri kepada mereka ditemani oleh dua malaikat, salah satunya adalah St.Michael. Gadis-gadis itu menggambarkan penglihatan itu sebagai berikut: 

Bunda Maria mengenakan jubah putih dengan mantel biru dan mahkota bintang emas. Tangannya ramping. Ada skapulir coklat di lengan kanannya, kecuali saat dia menggendong Kanak-kanak Yesus di pelukannya. Rambutnya berwarna kecoklatan, belahan di tengah. Wajahnya nampak agak panjang, hidung mancung. Mulutnya sangat indah dengan bibir agak tipis. Bunda Maria nampak seperti gadis berusia delapan belas tahunan. Dia agak tinggi. Tidak ada suara yang semerdu seperti suara Bunda Maria. Tidak ada wanita yang seperti dia, baik dalam suara atau wajah atau apa pun. "Bunda Maria mewujudkan dirinya sebagai Bunda Maria dari Karmel." 

Sesekali angin menggoyangkan rambut panjangnya yang mencapai pinggang. Gadis-gadis visiuner itu berbicara kepada Sang Perawan dengan cara yang sangat alami. "Kami memberitahu Bunda Maria," kata mereka, "tentang tugas kami sehari-hari, bagaimana kami pergi ke padang rumput..." dan "Dia tersenyum mendengar hal-hal kecil yang kami ceritakan kepadanya." Bunda Maria menunjukkan kepada mereka bagaimana memperlakukannya: "Seperti anak-anak yang berbicara dengan ibu mereka dan menceritakan segalanya kepadanya...Anak-anak itu bersukacita melihatnya padahal mereka sudah lama tidak melihatnya." 

Lebih Banyak Lagi Penampakan

Setelah penampakan pertama ini, masih banyak lagi penampakan lainnya. Selama tahun 1961 dan 1962 Bunda Maria menampakkan diri beberapa kali setiap minggu. Keempat gadis itu tidak selalu menerima penampakan bersama-sama. Kadang-kadang hanya satu, kadang dua atau tiga orang di antara mereka yang melihat penampakan itu. Juga tidak selalu pada jam yang sama dalam sehari. Bunda Maria menampakkan diri berkali-kali pada malam hari dan bahkan dini hari, dalam sikap pengorbanan dan penebusan dosa, pada saat yang sama ketika Tuhan kita paling tersinggung oleh dosa-dosa manusia. Meski begitu, gadis-gadis itu akan bangun keesokan paginya, sepagi biasanya, untuk bekerja di ladang, membawa ikatan yang berisi rumput atau kayu, atau menggembalakan sapi dan domba, tanpa menunjukkan tanda-tanda kelelahan. 

Ekstase 

Ketika penglihatan itu muncul, gadis-gadis itu langsung berlutut, hingga lutut mereka sampai menghantam bebatuan tajam dengan suara keras yang cukup mengkhawatirkan, namun mereka tidak menunjukkan tanda-tanda cedera atau sakit. Ekspresi wajah mereka tiba-tiba berubah. Penampilan mereka menjadi luar biasa indah, manis, penuh mistisisme yang mendalam. Tidak ada kata yang tepat untuk menggambarkan perubahan tersebut. Mereka benar-benar asyik dengan kegembiraan mereka, tidak menyadari siapa pun atau benda apa pun di sekitar mereka kecuali satu sama lain. Mereka tidak bereaksi terhadap tusukan, luka bakar atau pukulan pada diri mereka. Semua upaya untuk mengalihkan perhatian mereka gagal. Pancaran cahaya kuat terfokus pada mereka, namun mata mereka bahkan tidak berkedip, silau atau menunjukkan tanda-tanda ketidaknyamanan. Sebaliknya, mata mereka tetap terbuka lebar, memperlihatkan ekspresi kegembiraan yang luar biasa. Namun, ketika gadis-gadis itu kembali pada keadaan normal, mereka segera melindungi mata mereka dari cahaya terang yang dalam keadaan normal seharusnya menyebabkan kerusakan mata yang permanen. 

Selama ekstase ini, yang berlangsung dari beberapa menit hingga beberapa jam, waktu seolah tidak bisa dihitung. Dalam banyak kesempatan mereka tetap tidak bergerak dalam posisi "seperti patung pahatan" yang meski tidak seimbang, namun sikap mereka nampak indah, kepala dimiringkan ke belakang, mata melihat ke atas, berlutut di bebatuan atau bertelanjang kaki di salju. Di akhir ekstase, mereka tidak menunjukkan tanda-tanda terkejut atau gugup, hanya kedamaian dan kegembiraan dan sukacita yang mendalam. 

Partisipasi Para Pengamat 

Banyak pengunjung dan penduduk desa memberi gadis-gadis itu berbagai benda, seperti Alkitab, rosario, skapulir, medali, salib, cincin kawin, dll. untuk dicium oleh Bunda Maria. Dalam ekstase, gadis-gadis itu mengangkat benda-benda itu ke arah Bunda Maria dan dia mencium benda-benda itu. Kemudian, dibimbing oleh Bunda Maria, gadis-gadis itu mengembalikan barang tersebut kepada pemiliknya yang sebenarnya, bahkan dalam kasus di mana orang tersebut telah terlebih dahulu menitipkan benda tersebut kepada orang lain sehingga anak tersebut tidak mengetahui siapa pemilik sebenarnya. Hal-hal yang “dicium” oleh Bunda Maria dari Gunung Karmel ini telah menjadi instrumen pertolongan yang sangat istimewa. Kadang-kadang, bunga-bunga yang dipersembahkan kepada Bunda Maria mengeluarkan aroma misterius seperti mawar. "Bunda Maria berkata", tulis Conchita, "bahwa Yesus akan melakukan mukjizat melalui benda-benda yang dicium Bunda Maria. Mereka yang membawa atau memakainya dengan iman dan keyakinan akan hanya menderita Api Penyucian di bumi ini." 

Saat berada dalam keadaan ekstase, gadis-gadis tersebut sering kali membawa salib di tangan mereka yang telah dicium oleh Bunda Maria, dan sesuai petunjuk Bunda Maria, mereka mengulurkan salib tersebut kepada para pengamat untuk dicium, sekaligus memberkati mereka dengan salib tersebut. Saat melihat gadis-gadis itu mendekat, banyak saksi yang mengalami kebangkitan spiritual yang luar biasa, sehingga menghasilkan emosi batin yang sangat besar di dalam diri mereka. Mereka menangis tanpa rasa malu, mengakui sifat supernatural dari apa yang mereka lihat, dengar dan rasakan di dalam diri mereka, yaitu kehadiran Bunda Allah. Pertobatan orang-orang berhala dan berbeda keyakinan, jiwa-jiwa yang menderita ketidakpedulian pada agama, pertobatan banyak orang berdosa, semuanya mengalami peningkatan iman, pengharapan, dan amal kasih. 

Fenomena Baru 

Segera setelah Bunda Maria Gunung Karmel hadir, acara jalan-jalan dalam keadaan ekstase’ penuh kegembiraan pun dimulai. Gadis-gadis itu berkeliling ke seluruh desa - naik dan turun tangga, masuk dan keluar rumah, sepanjang waktu, siang dan malam, menghindari berbagai rintangan tanpa goyah, hanya dipandu oleh penglihatan batin mereka. Seringkali mereka berlari dengan kecepatan tinggi menuruni lereng gunung yang curam, bahkan berjalan mundur, sehingga penonton yang tercengang tidak mungkin bisa mengikuti mereka. Tubuh mereka tampaknya tidak tunduk pada hukum gravitasi, namun diberkahi dengan semacam ketangkasan spiritual. Selama berlari dengan kecepatan yang tinggi, benda-benda yang dititipkan kepada gadis-gadis itu terkadang hilang. Namun, ketika melihat Bunda Maria lagi, mereka menanyakan keberadaan benda-benda itu dan Bunda Maria memberitahukan di tempat mana mereka bisa menemukannya kembali. 

Keajaiban Hosti Kudus 

Di atas desa itu terdapat sebuah bukit terjal yang di puncaknya berdiri gugusan 9 pohon pinus. “Suatu hari,” kata gadis-gadis itu, “seorang malaikat dengan membawa sebuah piala emas menampakkan diri kepada kami di “pohon-pohon pinus”. Dia menyuruh kami mendaraskan doa Confiteor (doa Tobat) dan kemudian dia memberi kami Komuni Kudus.” Pertolongan atau petunjuk yang luar biasa ini sering kali terjadi pada hari-hari ketika pastor paroki di kota tetangga Cosio tidak dapat pergi ke Garabandal. Beberapa dari Komuni ini dapat difilmkan dengan menggunakan cahaya yang sangat terang. Gerakan bibir dan lidah para gadis visiuner Garabandal memberikan gambaran yang tepat tentang Komuni itu yang sesungguhnya. Pada tanggal 2 Mei 1962, malaikat memberitahu Conchita bahwa Tuhan akan melakukan mukjizat hingga semua orang akan percaya: mereka akan melihat Hosti Kudus di lidahnya pada saat Komuni dan bahwa dia harus memberitahukan hal ini lima belas hari sebelumnya. Pada tanggal 18 Juli 1962, kota ini dipadati pengunjung. Pada tengah malam, Conchita, yang tetap tinggal di rumahnya terus-menerus dikelilingi pengunjung, mengalami ekstase dan dia keluar ke jalan. Tidak jauh dari rumahnya, dia berlutut di tengah kerumunan. Lampu-lampu terfokus padanya. Dia menjulurkan lidahnya yang tidak ada apa-apanya, seperti yang bisa dilihat semua orang. Dalam beberapa saat, sebuah Hosti putih muncul di lidahnya dan bertahan di sana selama beberapa menit. Seorang pengusaha dari Barcelona, Don Alejandro Damians, yang berdiri kurang dari tiga kaki dari gadis itu, mendapatkan beberapa gambar bergerak yang sangat bagus. Dalam film tersebut muncul 79 gambar pemandangan Hosti Kudus yang luar biasa. Saksi yang sama ini menulis laporan yang diserahkannya kepada Uskup Santander, bersama dengan salinan film tersebut. Jumlah saksi pada kesempatan ini sangat banyak, mereka hadir dari berbagai budaya dan kelas sosial. Don Benjamin Gomez, seorang petani dari Potes, menulis: 

"Saya berdiri kurang dari satu lengan jauhnya dari gadis itu. Saya melihat dengan jelas bahwa lidahnya benar-benar bersih dari segala sesuatu. Gadis itu tidak bergerak. Tiba-tiba muncullah Hosti Kudus di atasnya. Warnanya putih, bersinar dan cemerlang. Itu mengingatkan kita pada salju ketika matahari menyinarinya dengan sinarnya yang cemerlang. Wajah gadis itu dengan indahnya berubah menjadi kebahagiaan surgawi. Wajahnya bagaikan malaikat. Aku dapat memastikan bahwa dia berada di sana tanpa bergerak, tidak menggerakkan tangan maupun lidahnya. Dalam posisi tidak bergerak ini dia menerima Hosti Kudus. Kami mempunyai cukup waktu untuk merenungkan fenomena luar biasa ini tanpa tergesa-gesa, dan banyak dari kami yang melihatnya. Saya masih belum beriman sampai hari itu. Saya bukan seorang Katolik yang rentan terhadap halusinasi atau imajinasi apa pun. Saya tidak pernah memikirkan Tuhan sampai saat itu kecuali untuk berani menentang Dia. Saya mengaku dosa pada bulan April dimana sebelumnya saya belum mengaku dosa selama dua puluh tiga tahun." 

Mukjizat Hosti Kudus ini merupakan konfirmasi sejati atas penampakan Bunda Maria di Garabandal dan realitas dari semua pesannya. Namun keajaiban yang lebih besar lagi telah dijanjikan. 

Sebuah Keajaiban Yang Lebih Besar Yang Akan Datang 

Conchita dengan jelas mengatakan bahwa Bunda Maria telah menjanjikan mukjizat yang lebih besar di Garabandal sehingga semua orang dapat mempercayai penampakan tersebut dan patuh pada pesannya. “Karena hukuman yang pantas kita terima atas dosa-dosa dunia sangat besar, maka mukjizat juga harus besar, karena dunia memerlukannya.” Mukjizat itu akan terjadi pada hari Kamis pada hari raya seorang kudus yang berdevosi kepada Ekaristi, pada pukul 8:30 malam, dan hal itu akan berlangsung sekitar seperempat jam. Ini juga akan bertepatan dengan peristiwa besar di dalam Gereja. Orang sakit yang datang ke Garabandal pada hari itu akan disembuhkan, orang yang tak beriman akan bertobat. Akan ada tanda yang permanen di "pohon-pohon pinus" sebagai bukti kasih Bunda Maria yang luar biasa terhadap semua anak-anaknya. 

“Tanda yang menetap itu akan tetap ada,” kata Conchita, “dan ia akan dapat dilihat, difoto, dan disiarkan di televisi, namun tidak akan dapat disentuh. Akan terlihat jelas bahwa itu bukan sesuatu dari dunia ini, melainkan berasal langsung dari Tuhan.” 

Conchita telah diberi izin oleh Bunda Maria untuk mengumumkan tanggal dari mukjizat itu delapan hari sebelumnya. Dengan sarana komunikasi dan perjalanan yang ada saat ini, delapan hari sudah cukup bagi orang-orang di seluruh dunia untuk berkumpul. Hari dari mukjizat itu muncul mungkin merupakan kesempatan terakhir yang diberikan Tuhan kepada kita dan mungkin juga merupakan upaya terakhir Bunda Maria untuk menyelamatkan dunia dari hukuman yang sudah mengancam. 

Beberapa waktu yang lalu Conchita menulis, "Sang Perawan Terberkati tidak mengizinkan aku menyingkapkan hakikat mukjizat itu meskipun aku telah mengetahuinya. Aku juga tidak dapat mengungkapkan tanggal dari mukjizat itu, yang sudah kuketahui hingga delapan hari sebelum mukjizat itu terjadi." Sebelum mukjizat di Garabandal terjadi, Bunda Maria berkata, bahwa seluruh umat manusia akan menerima sebuah Peringatan dari Surga. 

Peringatan 

Conchita menulis: "Peringatan itu datang langsung dari Tuhan dan akan terlihat oleh seluruh dunia dan di mana pun di mana banyak orang berada. Ini akan seperti pewahyuan atau dibukanya dosa-dosa kita dan ia akan terlihat dan dirasakan oleh semua orang, orang beriman dan orang yang tidak beriman, apa pun agamanya. Hal itu akan terlihat dan dirasakan di seluruh belahan dunia dan oleh setiap orang." 

Itu akan terjadi di langit, tidak ada yang bisa mencegahnya terjadi. Bahkan kita lebih memilih mati daripada hidup dengan merasakan Peringatan ini. Peringatan ini tidak akan membunuh kita. Ini akan menjadi “koreksi” atas hati nurani kita. Hal ini akan menimbulkan ketakutan yang besar dan akan membuat kita merenung dalam diri kita sendiri mengenai akibat dari dosa-dosa pribadi kita. Ini akan menjadi seperti peringatan akan hukuman yang akan datang. Dengan cara ini dunia akan ditawari sarana pemurnian untuk mempersiapkan diri menghadapi rahmat luar biasa dari Keajaiban Besar. 

Jacinta diberitahu oleh Bunda Maria "bahwa Peringatan itu akan datang ketika kondisi dunia berada pada titik terburuknya." Tanggalnya tidak diungkapkan kepada para visiuner, namun Mari-Loli mengetahui tahunnya; dan dia berkata bahwa Keajaiban di Garabandal akan terjadi dalam waktu satu tahun setelah Peringatan itu. 

Hukuman 

Jika kita tidak memperhatikan pesannya, hukuman yang diumumkan oleh Bunda Maria akan menimpa seluruh dunia setelah terjadinya Keajaiban itu. Dalam salah satu ekstase mereka, para gadis visiuner itu terdengar berdoa untuk anak-anak yang tidak bersalah, hingga mereka menangis pada saat yang bersamaan. Sejak hari mereka mengetahui tentang hukuman, mereka telah mengembangkan semangat pengorbanan yang besar. Mereka banyak berdoa untuk orang berdosa dan para imam. Mereka sering mengatakan bahwa jika para imam tidak menjadi seperti yang seharusnya, maka banyak jiwa yang akan tersesat dan musnah. 

Conchita menulis: "Saya tidak dapat mengungkapkan jenis hukuman apa yang akan dijatuhkan kecuali bahwa hukuman tersebut merupakan akibat campur tangan langsung dari Tuhan, yang menjadikannya lebih mengerikan dan menakutkan daripada apa pun yang dapat kita bayangkan. Akan lebih tidak menyakitkan bagi bayi yang tidak bersalah untuk menerima hukuman tersebut," yang mati secara wajar daripada bayi-bayi itu mati karena hukuman. Semua umat Katolik harus mengaku dosa sebelum hukuman itu dan yang lain harus bertobat dari dosa-dosa mereka. Ketika saya melihatnya (hukuman itu), saya merasa sangat takut meskipun di pada saat yang sama saya melihat Bunda Maria. Hukumannya, jika itu terjadi, akan terjadi setelah Keajaiban Garbandal terjadi." 

Ketika Bunda Maria berbicara kepada gadis-gadis visiuner tentang hukuman itu, wajah Bunda Maria tampak sangat sedih. Gadis-gadis tersebut mengungkapkan: "Kami belum pernah melihatnya terlihat begitu serius. Saat dia mengucapkan kata-kata 'Piala sudah terisi penuh', Bunda Maria berbicara dengan suara yang sangat pelan." 

Sebuah Pesan Baru 

Pada tanggal 1 Januari 1965, Conchita mendapat penampakan Bunda Maria yang memberitahunya bahwa pada tanggal 18 Juni, ulang tahun keempat penampakan tersebut, dia akan diberi pesan lain. Jadi, enam bulan sebelum tanggal yang sebenarnya, Conchita mengungkapkan janji Bunda Maria ini. 

Pada tanggal 18 Juni, lebih dari dua ribu orang berkumpul di Garabandal - mereka dari Perancis, Jerman, Inggris, Italia, Amerika dan Polandia termasuk di antara orang-orang yang bergabung dengan kelompok tersebut dari berbagai wilayah di Spanyol. Orang Spanyol termasuk minoritas, mungkin karena penampakan tersebut tidak mendapat publisitas. Perancis merupakan kelompok terbesar. Ada jurnalis, kamera-kamera TV dari jaringan TV Italia, dan juru kamera dari NO-DO (program berita dokumenter resmi Spanyol). Meninggalkan rumahnya pada pukul 11:30 malam. Conchita berjalan ke jalan menuju pohon-pohon pinus, menuju tempat yang bernama Cuadro. Di sana dia terpesona dalam ekstase yang berlangsung selama enam belas menit. St Michael menampakkan diri kepadanya dan menyampaikan pesan dari Bunda Maria, yang diumumkan keesokan paginya. Bunyinya: 

Pesan dari Bunda Maria diberikan kepada dunia melalui perantaraan St. Michael sang Malaikat Agung. Malaikat itu berkata, "Karena pesanku pada tanggal 18 Oktober belum diumumkan kepada dunia dan belum digenapi, aku beritahukan kepadamu bahwa ini adalah pesanku yang terakhir. Sebelumnya, piala itu telah terisi. Sekarang ia meluap. Banyak Kardinal, banyak Uskup dan banyak Imam berada di jalan menuju kebinasaan dan bersama mereka mereka membawa serta banyak jiwa. Ekaristi Kudus kurang dipedulikan atau tidak dihormati. Kita harus menghindari kemarahan Tuhan terhadap kita dengan upaya kita melakukan tindakan perbaikan. Jika kita mohon ampun dengan ketulusan jiwa, Dia akan memaafkan kita. Aku, Ibumu, melalui perantaraan St. Michael sang Malaikat Agung, ingin memberitahu kamu untuk mengubah hidupmu. Kamu sudah menerima salah satu peringatan terakhir. Aku sangat mencintaimu dan aku tidak menginginkan kutukan atau hukumanmu. Mintalah dengan tulus dan kami akan memberikannya kepadamu. Kamu harus lebih banyak berkorban. Renungkanlah Sengsara Yesus." 

Dari pesan ini kita dapat dengan jelas merasakan kekecewaan Bunda Maria atas kurangnya perhatian yang diberikan pada pesannya tanggal 18 Oktober 1961. Bunda Maria menunjukkan kepedulian keibuannya terhadap para imam dan perlunya menempatkan Ekaristi Kudus pada tempatnya yang layak – di tengah-tengah Gereja, di pusat dari misteri-misteri Iman kita. Untuk mendorong kita berkorban, Bunda Maria menganjurkan kita untuk bermeditasi tentang Sengsara Tuhan kita. 

Bunda Maria yang Terberkati telah memberi tahu kita bahwa ini adalah pesan terakhirnya. Karena itu dia ingin agar semua anak-anaknya mendengarkan permintaannya sebelum Peringatan dan Keajaiban atau Mukjizat itu terjadi. Karena dia menginginkannya, maka kita harus menyebarkan pesan penting ini seluas mungkin. 

Pastor Luis Marie Andreu 

Satu-satunya orang yang melihat Bunda Maria di Garabandal adalah seorang Pastor Jesuit Spanyol berusia 38 tahun, Pastor Luis Marie Andreu. Pada tanggal 8 Agustus 1961, Pastor Luis berada di antara pengunjung di pohon-pohon ketika tiba-tiba dia menjadi bagian integral dari drama Garabandal. Dia terdengar berkata, Keajaiban! Keajaiban!" Dia tidak hanya melihat Perawan Maria, tetapi dia juga diperlihatkan pada peristiwa Keajaiban Besar yang akan datang. Anak-anak visiuner, dalam ekstase, mendengar Bunda Maria berkata kepadanya: "Engkau akan segera ada bersamaku." Meskipun demikian, dia tidak pernah memiliki riwayat apa pun. Karena sebuah penyakit serius, dia meninggal pada malam yang sama dengan penuh kegembiraan. Kata-kata terakhirnya adalah: 

"Oh! Betapa manis dan cantiknya seorang Ibu yang kita miliki di surga... betapa bahagianya aku... betapa besar nikmat yang telah dilimpahkan oleh Perawan Terberkati kepadaku. Betapa beruntungnya kita memiliki seorang Ibu seperti dia di Surga!. Tidak ada alasan untuk merasa takut pada kehidupan supranatural. Gadis-gadis visiuner itu telah memberi kita contoh tentang bagaimana kita harus bertindak bersama Perawan Terberkati. Tidak ada keraguan, dalam pikiranku, bahwa hal-hal yang melibatkan gadis-gadis itu benar adanya. Mengapa Perawan Terberkati harus memilih kita? Ini adalah hari paling bahagia dalam hidupku." 

Dengan kata-kata itu, pastor Luis Marie Andreu menundukkan kepalanya dan meninggal. Bunda Maria berkata, "bahwa pada hari SETELAH Mukjizat Garabandal terjadi, tubuhnya akan ditemukan dalam keadaan tidak rusak." 

Bunda Maria menunjukkan perhatian dan kepedulian khusus kepada seluruh imam. Berulang kali dia meminta agar mereka datang ke Garabandal. Bunda Maria memberi gadis-gadis itu kemampuan untuk mengenali mereka, para imam, bahkan ketika mereka datang dengan berpakaian seperti orang awam, namun mereka telah mengungkapkan keadaan jiwa mereka. Beliau mengajarkan kepada anak-anak visiuner Grabandal bahwa para imam bahkan lebih penting daripada malaikat karena melalui penahbisan mereka, mereka memiliki kuasa untuk mengubah roti dan anggur menjadi Tubuh dan Darah Kristus pada saat Kurban Kudus Misa.  

Penampakan Terakhir 

Pada hari Sabtu, 13 November 1965 Conchita menerima penampakan Bunda Maria yang terakhir di Garabandal. Dia memberikan rinciannya dalam surat yang terjemahan literalnya sebagai berikut:

 Suatu hari di gereja, Bunda Maria memberi tahu saya dalam sebuah lokusi bahwa saya akan menemuinya pada hari Sabtu, 13 November, di pohon-pohon pinus; saat itu akan menjadi penampakan khusus dimana Bunda Maria akan mencium benda-benda rohani sehingga saya dapat memberikannya kepada orang-orang setelahnya. Saya merasa cemas menantikan ketika hari itu tiba aku dapat bertemu kembali dengan Santa Perawan dan Kanak-kanak Yesus yang telah menanamkan dalam hidupku benih kebahagiaan Tuhan. 

Saat itu hujan turun, tapi bagiku itu tidak masalah. Aku pergi ke pohon-pohon pinus sambil membawa serta banyak rosario yang telah dititipkan orang-orang kepadaku untuk dibagikan... Saat aku naik ke atas, aku berbicara pada diriku sendiri, menyesali kekuranganku, berharap agar aku tidak jatuh terjerumus lagi, karena membuatku sangat khawatir untuk menghadap Bunda Allah tanpa merusakkan atau menghilangkan benda-benda sakramental itu. 

Ketika saya tiba di pohon-pohon pinus, saya mulai mengeluarkan semua rosario dan mendengar suara merdu, suara Sang Perawan, yang selalu bisa Anda bedakan dari suara yang lain, memanggil saya dengan nama saya. Saya menjawabnya 'apa?' Pada saat itu juga saya melihat Bunda Maria dengan Sang Putra dalam gendongannya. Dia berpakaian seperti biasa dan tersenyum. Saya berkata kepadanya, 'Saya datang untuk membawakanmu rosario agar engkau dapat menciumnya.' Dia berkata kepadaku, 'Aku bisa melihatnya.' Aku sedang mengunyah permen karet, namun saat aku melihatnya, aku tidak mengunyahnya. Saya menempelkan permen karet itu pada gigi saya. Bunda Maria pasti memperhatikannya karena dia berkata, 'Conchita, kenapa kamu tidak membuang permen karet itu dan mempersembahkannya sebagai kurban demi kemuliaan Putraku?' Saya, dengan sedikit malu pada diri saya sendiri, mengeluarkannya dan melemparkannya ke tanah. Dia berkata setelah itu, 'Apakah kamu ingat apa yang kukatakan kepadamu pada hari sucimu - bahwa kamu akan sangat menderita di bumi?... Sekarang aku mengulanginya kepadamu. Percayalah kepada Kami. Lalu aku menambahkan, 'Betapa tidak layaknya aku, ya Bunda kami, atas begitu banyak rahmat yang kami terima melalui engkau, dan sekarang engkau telah datang kepadaku untuk membantuku memikul salib kecil yang kumiliki." Dia berkata, 'Conchita, aku tidak datang hanya untukmu tetapi aku datang untuk semua anakku, dengan keinginan untuk membawa mereka lebih dekat kepada Hati Kami.' Dia meminta barang-barang rohani yang kubawa. 'Berikan kepadaku supaya aku bisa mencium semua yang kau bawa.' Dan saya memberikan segala kepadanya. Saya juga membawa salib kecil yang saya berikan kepadanya untuk dicium. Dia menciumnya dan berkata, 'Letakkan di tangan Kanak-kanak Yesus.' Dan saya melakukan hal itu dan Yesus tidak berkata apa-apa. Saya berkata, 'Salib ini ingin saya bawa ketika saya pergi ke biara.' Tapi Yesus tidak menjawab. Setelah mencium semuanya Dia berkomentar, 'Anakku, melalui ciuman ini, akan menghasilkan keajaiban. Bagikan kepada yang lain..." Tentu saja saya akan melakukannya.

Setelah semua ini Bunda Maria meminta agar saya menceritakan kepadanya semua permohonan orang lain yang telah saya terima. Bunda Maria berkata, 'Conchita, ceritakan kepadaku, ceritakan kepadaku tentang anak-anakku. Aku menyimpan semuanya di balik jubahku.' Dan saya berkomentar, 'Terlalu kecil dan tidak ada ruang untuk kita semua.' Bunda Maria tersenyum mendengarnya. 

'Tahukah kamu, Conchita, mengapa aku tidak datang secara pribadi pada tanggal 18 Juni untuk menyampaikan pesan kepada dunia? Karena aku sendiri merasa sedih mengatakannya, tetapi aku harus mengatakannya kepadamu demi kebaikan dirimu sendiri dan, jika kamu memenuhinya, demi kemuliaan Tuhan. Aku sangat mencintaimu dan aku menginginkan keselamatanmu; untuk mengumpulkan kamu semua di sekeliling Allah Bapa, Putra dan Roh Kudus. Conchita, maukah kamu menanggapi ini?' Aku berkata, 'Kalau saja aku bisa selalu bertemu denganmu, ya; tetapi sebaliknya aku tidak bisa karena kondisiku sangat buruk...' 'Lakukanlah semua yang kamu bisa,' Bunda Maria menambahkan, 'dan Kami akan membantumu, serta putri-putriku Loli, Jacinta dan Maricruz...' 

Bunda Maria tidak tinggal lama bersamaku. Dia juga berkata, 'Ini terakhir kalinya kamu melihat aku di sini, tetapi aku akan selalu bersama semua anakku.' Setelah itu dia menambahkan, 'Conchita, mengapa kamu tidak sering-sering mengunjungi Putraku dalam Sakramen Mahakudus? Mengapa kamu membiarkan dirimu terbawa oleh kemalasan dan tidak pergi mengunjungi Dia yang menunggumu siang dan malam?' 

Seperti yang saya tulis di atas, hujan turun deras. Bunda Maria dan Kanak-kanak Yesus tidak basah. Aku tidak sadar saat melihat Mereka suasana sedang turun hujan, namun ketika aku berhenti melihat Mereka, aku basah kuyup. Aku pun berkata kepada Bunda Maria 'Oh, betapa bahagianya aku saat melihatmu. Mengapa engkau tidak mengajakku bersamamu sekarang?' Dia menjawab, 'Ingatlah apa yang kukatakan kepadamu pada hari sucimu. Ketika kamu menghadap Tuhan, kamu harus menunjukkan kepada-Nya tanganmu yang penuh dengan perbuatan baik yang kau lakukan demi saudara-saudaramu dan demi kemuliaan Tuhan; sekarang tanganmu kosong.' 

Itu saja, aku menghabiskan saat-saat bahagia bersama Ibuku dari surga, Sahabatku, yang terbaik dan bersama Kanak-kanak Yesus. Aku telah berhenti melihat mereka tetapi aku tidak merasakan relasi dengan Mereka telah selesai. Sekali lagi Mereka telah menaburkan dalam jiwaku kedamaian, kegembiraan dan keinginan untuk mengatasi kekuranganku sehingga aku akan mampu mencintai, dengan segenap kekuatanku, Hati Yesus dan Maria yang sangat mencintai kita..." 

Conchita mengakhirinya ceritanya dengan berkata ini: "Perawan Maria yang Terberkati memberitahu saya sebelumnya bahwa Yesus tidak ingin mengirimkan hukuman untuk menyusahkan kita, tetapi untuk membantu dan menegur kita karena kita tidak menaruh perhatian kepada-Nya. Dan peristiwa Peringatan akan dikirimkan untuk memurnikan kita guna menyambut peristiwa Keajaiban di mana Yesus akan menunjukkan kasih-Nya yang besar kepada kita, dan agar kita dapat memenuhi pesan-Nya.” 

Dengan penampakan Bunda Maria ini, siklus penampakan di Garabandal ditutup. Ini pasti akan dikonfirmasi pada hari Kamis pukul 8:30 malam. ketika peristiwa Keajaiban itu terjadi. Ini akan menandai dimulainya era baru dalam sejarah keselamatan umat manusia. 

 


 

-------------------------------------

 

Silakan membaca artikel lainnya di sini:

 

Christina Gallagher, 22 Februari 2024 

Pesan dari Bayside - Kesalahan dari Guru-guru Palsu 

7 Fakta Tentang Neraka 

Misa Latin, Eksorsisme Latin, Sakramen-sakramen Latin, Menghancurkan Iblis… 

Penipuan di dalam Gereja… 

Ned Dougherty, 23 Februari 2024 

LDM, 29 Februari 2024