Tuesday, April 7, 2020

KAPANKAH GEREJA-GEREJA KITA DIBUKA KEMBALI?


KAPANKAH GEREJA-GEREJA KITA DIBUKA KEMBALI?


By Phil Lawler ( bio - articles - email ) | Apr 02, 2020

(Penulis buku Gembala Yang Sesat)



Ketika krisis pandemi mereda, dan dunia kembali kepada rutinitas normalnya, para uskup Katolik seharusnya menjelaskan beberapa hal yang mestinya mereka lakukan.

Mengapa Anda melarang pemberian sakramen-sakramen? Demi alasan kesehatan masyarakat — dan dalam banyak kasus, karena aturan darurat dari pemerintah — dan Anda terpaksa membatasi upacara-upacara publik. Tetapi apakah Anda dipaksa untuk mengeluarkan larangan yang berselimut niatan tertentu? Tidak adakah cara-cara untuk mengizinkan beberapa ibadah publik, dengan perlindungan yang memadai? Apakah Anda sudah meneliti kemungkinan itu secara menyeluruh?

Hanya beberapa bulan yang lalu, di dalam Sinode Amazon, kami mendengar permintaan pentahbisan pria yang menikah, berdasarkan argumen bahwa umat beriman harus memiliki akses kepada sakramen-sakramen.

Mengapa alasan yang sama tidak Anda rasakan selama pandemi ini: kebutuhan untuk melakukan tindakan khusus untuk memastikan bahwa sakramen-sakramen tersedia bagi umat beriman?

Jika ajaran Gereja Anda anggap penting, mengapa Anda tidak mengatasinya melalui pernyataan publik Anda? Umat ​​Katolik berada di bawah kewajiban tegas dan serius untuk menghadiri Misa pada hari Minggu. Ketika Anda membuat aturan itu (yaitu hari Minggu tidak ada Misa), apakah Anda ingin meyakinkan umat beriman bahwa sakramen-sakramen itu telah ditiadakan? Seorang uskup memiliki wewenang untuk memungkinkan pemberian absolusi umum. Ketika Anda melarang pengakuan dosa sakramental, apakah Anda sudah mendorong para imam Anda untuk memberikan absolusi umum?

Bagaimana Anda akan mengajak umat untuk kembali ke bangku gereja? Selama berminggu-minggu, para pemimpin Gereja telah mendorong umat awam untuk tidak merasa khawatir jika kehilangan Misa Kudus, karena kita dapat menyaksikan Misa pribadi secara streaming langsung dari kenyamanan rumah mereka. Banyak uskup yang mendesak umat awam untuk tidak khawatir tentang kurangnya kesempatan untuk pengakuan dosa, karena kita selalu dapat melakukan sebuah tindakan penyesalan hati yang sempurna. Mereka telah mengingatkan umat bahwa adalah selalu mungkin untuk berdoa sendirian, atau bersama keluarga, di rumah. Apa yang akan Anda katakan sekarang, jika banyak umat Katolik menyimpulkan bahwa tidaklah terlalu penting untuk datang ke Misa Minggu, untuk melakukan pengakuan dosa sakramental, untuk menerima sakramen Ekaristi?

Apakah Anda telah menunjukkan perhatian Anda terhadap umat Anda? Apakah Anda sudah membuat diri Anda terlihat oleh umat Katolik yang biasa-biasa saja? Apakah Anda memimpin dan / atau mendorong adanya prosesi Ekaristi? Apakah Anda sudah mengeluarkan pernyataan yang meyakinkan? Apakah Anda sudah mengunjungi orang sakit?

Keputusan untuk menutup gereja-gereja pastilah sangat menyakitkan. Apakah Anda menyampaikan penyesalan hati Anda dalam sebuah pengumuman? Apakah pernyataan publik Anda memiliki nada pesan dari seorang bapa yang penuh kasih? dan bukan dari seorang administrator birokrasi? Apakah Anda memberi tahu umat bahwa Anda memahami kehausan mereka akan sakramen-sakramen? Apakah Anda menyatakan simpati kepada para imam yang berusaha menemukan cara-cara kreatif untuk melanjutkan pelayanan sakramental mereka, atau apakah Anda memperlakukan mereka sebagai pemberontak yang potensial?

Apakah Anda tunduk pada tekanan publik? Jika Anda menutup gereja dan melarang pemberian sakramen-sakramen, apakah Anda melakukan hal itu sepenuhnya atas keinginan Anda sendiri, termotivasi oleh kepedulian terhadap umat Anda? Atau Anda takut komentar publik di luar sana yang merugikan jika pelayanan gereja diteruskan? Apakah Anda merasakan tekanan dari pemerintah? Jika demikian, apakah Anda pernah berusaha menolak tekanan itu?

Apakah Anda secara tidak perlu melarang pembaptisan dan pernikahan? Di Amerika saat ini, pernikahan hampir selalu berarti perayaan publik yang besar. Pembaptisan juga telah menjadi urusan yang ramai — terutama di gereja-gereja dimana sakramen hanya diberikan sesekali, sehingga banyak bayi yang dibaptis pada upacara yang sama. Tetapi dari perspektif Gereja, sakramen-sakramen ini hanya membutuhkan kehadiran segelintir orang saja. Apakah Anda sudah mengizinkan perayaan "minimalis"? Apakah Anda mengingatkan umat beriman bahwa dalam keadaan darurat mereka juga memiliki wewenang untuk membaptis? Dan kita sekarang dalam keadaan darurat, bukan? Kalau tidak, perintah pembatasan Anda tidak dapat dibenarkan.

Apakah Anda akan membuka kembali gereja-gereja sesegera mungkin? Semuanya? Jika arahan pemerintah menunjukkan pelonggaran pembatasan secara bertahap, bagaimana Anda merespons? Maukah Anda mengambil setiap kesempatan untuk melanjutkan kehidupan sakramental yang normal di paroki-paroki?

Anda mungkin akan menghadapi krisis keuangan, setelah melewatkan semua kolekte mingguan dari umat beriman. Akankah Anda mengatasi defisit dengan menutup paroki, atau akankah Anda mencari cara untuk memangkas jumlah staf di paroki? Mana yang lebih penting bagi Anda? Mana yang lebih penting bagi umat beriman?


******


Phil Lawler has been a Catholic journalist for more than 30 years. He has edited several Catholic magazines and written eight books. Founder of Catholic World News, he is the news director and lead analyst at CatholicCulture.org. See full bio.


*****