Friday, September 7, 2018

VALENTINA PAPAGNA - 18, 20, 25 Agustus 2018


VALENTINA PAPAGNA - 18, 20, 25 Agustus 2018

18 Agustus 2018
Kematian Pastor Valerijan Jenko

Pastor Valerijan Jenko telah meninggal dunia. Pemakamannya bulan Juni lalu. Dalam sebuah Misa Kudus aku memperoleh penglihatan tentang dia.

Aku melihat tempat tidur dimana dia terbaring sebelum kematiannya. Nampak beberapa orang imam di sekitarnya. Di saat berikutnya aku melihat Bunda Maria di bagian kaki dari tempat tidur itu. Nampak Bunda Maria mengulurkan tangannya kepada Pastor Valerijan Jenko sambil tersenyum kepadanya. Lalu Bunda Maria menoleh kepadaku dan berkata: “Kini, aku tidak ingin kamu bersedih, tetapi berbahagialah karena dia, karena dia telah menyelesaikan perjalanannya di dunia, dan aku sedang membawanya pulang ke Surga. Berdoalah baginya.”

Tuhan selalu meminta kepadaku untuk berdoa bagi imam-imam dan uskup-uskup serta semua klerus, yang masih hidup maupun yang sudah meninggal.

Hari ini secara khusus aku berdoa bagi jiwa Pastor Valerijan Jenko. Ketika berdoa baginya tiba-tiba aku mendapatkan penglihatan atas dirinya. Aku melihat ada orang lain bersamanya. Aku menduga orang lain itu adalah malaikat pelindungnya.

Nampak Pastor Valerijan Jenko tersenyum kepadaku dan berkata: “Terima kasih atas doa-doa yang kau persembahkan bagiku. Kamu tahu, Valentina, ketika aku masih hidup dulu, aku selalu merasa takut akan kematian, tetapi ternyata aku keliru. Ketika aku menghembuskan napas terakhirku, nampak sebuah pintu terbuka di hadapanku. Di sisi lain dari pintu itu, makhluk-makhluk Surgawi yang paling indah nampak menyambut aku. Mereka semua menantikan aku.”

Dalam penglihatan itu aku melihat pintu itu terbuka. Pada sisi yang lain nampak ada imam-imam dan uskup-uskup, mereka semua mengenakan jubah putih yang dihiasi dengan pita bordir pada lengannya. Bordiran itu nampak sangat berkilauan dengan warna-warni Surgawi. Juga nampak skapulir di bagian depan jubah mereka dengan hiasan bordir yang sama.

Pastor Valerijan Jenko memakai seragam coklat, jubah dari Ordo Fransiskan. Sekali dia bergerak melewati pintu itu, jubahnya menjadi indah sekali seperti yang dipakai oleh imam-imam dan uskup-uskup yang menyambut dia.

Dia berkata: “Berkali-kali aku merasakan bahagia ketika di dunia dulu, tetapi tak ada yang sebanding dengan kebahagiaan di tempat ini. Aku tak bisa menceritakan betapa bahagia dan senangnya aku berada di tempat ini.”

Terima kasih, Tuhan, Engkau telah memberi Rahmat kepada Pastor Valerijan Jenko untuk bisa tinggal bersama-Mu.

20 Agustus 2018

Sekitar jam 5 pagi ketika aku berdoa Rosario Kudus dan Kaplet Kerahiman Ilahi, tiba-tiba muncul seorang wanita di samping tempat tidurku. Dia nampak seperti penyihir yang mengerikan. Pakaiannya buruk, compang-camping, berwarna abu-abu kusam. Rambutnya menjuntai hingga ke bahu, dan nampak beberapa helai rambutnya yang rontok.

Dia menjerit keras dan berkata: “Kamu sedang menghancurkan kami! Berhentilah berbicara tentang Dia kepada orang banyak! Kamu harus segera menghentikannya! Kamu sedang menyakiti kami!”

Aku menjawabnya dengan berkata: “Pergilah dari sini! Pergi!” Aku terus mengulang-ulang perintah ini, sambil aku berdoa dalam hati agar dia segera pergi.

Aku memanggil seluruh isi Surga agar segera menolongku. St.Michael segera muncul dan berkata kepadaku: “Jangan takut, dia tak bisa menyakiti kamu. Dia hanya bisa mengancam kamu, tetapi dia tak bisa berbuat apa-apa terhadap kamu.”

Dengan kemunculan St.Michael, wanita itu segera pergi.

Aku berkata: “Terima kasih St.Michael yang kudus, dan terima kasih seluruh isi Surga, karena telah menolong aku.”

Aku tak bisa melakukan apapun jika sendirian.

25 Agustus 2018

Setiap malam kamarku nampak penuh dengan Jiwa-jiwa Kudus dari Api Penyucian. Malam ini, khususnya, jumlah mereka lebih daripada biasanya. Ada ribuan dari mereka, hingga kamarku nampak penuh, seolah tak bisa menyisipkan sebuah jarum sekalipun di antara mereka. Aku mendengar mereka menangis dan meminta tolong.

Aku mendaraskan doa-doa malam, termasuk doa Litani Loreto. Ketika aku selesai dengan doa-doaku, dan mematikan lampu kamarku, terdengar suara hantaman keras pada jendela kamar tidurku. Di kegelapan malam, aku melihat secara samar-samar adanya sosok makhluk yang besar, berwarna hitam, seperti terbuat dari batu arang. Segera aku tahu bahwa itu adalah iblis.

Dia berkata kepadaku: “Aku datang untuk menghancurkan dan mencekikmu hingga mati.” Ketika dia berkata ini, lengannya yang berotot besar bergerak ke arahku untuk mencengkeram aku. Aku terkejut dan aku merapatkan diri ke tempat tidurku untuk menghindari iblis itu. Lalu aku menjerit dan berseru kepada Tuhan: ”Tuhan Yesus, datanglah segera!”

Tiba-tiba saja, dalam sekejap nampaklah sebuah kilatan cahaya. Aku tahu bahwa itu adalah Tuhan Yesus. Kemudian iblis itu menghilang saat itu juga. Kemudian dari kilatan cahaya itu nampaklah Tuhan. Dengan senyuman pada Wajah-Nya Dia berkata kepadaku: “Jangan takut, puteri-Ku, setan membenci kamu. Kamu adalah musuhnya yang paling besar, karena kamu telah merebut banyak jiwa darinya. Daraskanlah sebuah doa untuk merasakan damai. Setan tak bisa menyentuh kamu karena Aku tidak akan mengijinkannya.” 

Saat itu ketika Tuhan berkata kepadaku, aku sangat menghargai jiwa-jiwa yang datang kepadaku meminta tolong, dan setan tak bisa membawa mereka bersamanya.

Aku terus berdoa sepanjang malam dan aku merasakan damai.

Pagi harinya aku pergi ke Misa Kudus dan aku mempersembahkan semua jiwa-jiwa yang berada di kamarku tadi malam, di kaki altar.

Terima kasih Tuhan Yesus. Kasihanilah semua jiwa-jiwa kudus itu. Aku mohon Engkau berkenan menerima mereka dan membawa mereka menuju Kerajaan Surgawi-Mu.  




* Silakan melihat artikel lainnya disini : http://rosa-devosi.blogspot.co.id/