VALENTINA PAPAGNA - 18, 20, 25 Agustus
2018
18 Agustus 2018
Kematian Pastor Valerijan Jenko
Pastor Valerijan Jenko telah meninggal dunia. Pemakamannya
bulan Juni lalu. Dalam sebuah Misa Kudus aku memperoleh penglihatan tentang dia.
Aku melihat tempat tidur dimana
dia terbaring sebelum kematiannya. Nampak beberapa orang imam di sekitarnya. Di
saat berikutnya aku melihat Bunda Maria di bagian kaki dari tempat tidur itu. Nampak
Bunda Maria mengulurkan tangannya kepada Pastor Valerijan Jenko sambil tersenyum kepadanya. Lalu
Bunda Maria menoleh kepadaku dan berkata: “Kini,
aku tidak ingin kamu bersedih, tetapi berbahagialah karena dia, karena dia
telah menyelesaikan perjalanannya di dunia, dan aku sedang membawanya pulang ke
Surga. Berdoalah baginya.”
Tuhan selalu meminta kepadaku untuk
berdoa bagi imam-imam dan uskup-uskup serta semua klerus, yang masih hidup
maupun yang sudah meninggal.
Hari ini secara khusus aku berdoa
bagi jiwa Pastor Valerijan Jenko. Ketika
berdoa baginya tiba-tiba aku mendapatkan penglihatan atas dirinya. Aku melihat ada
orang lain bersamanya. Aku menduga orang lain itu adalah malaikat pelindungnya.
Nampak Pastor Valerijan Jenko tersenyum kepadaku dan berkata:
“Terima kasih atas doa-doa yang kau
persembahkan bagiku. Kamu tahu, Valentina, ketika aku masih hidup dulu, aku selalu
merasa takut akan kematian, tetapi ternyata aku keliru. Ketika aku menghembuskan
napas terakhirku, nampak sebuah pintu terbuka di hadapanku. Di sisi lain dari pintu
itu, makhluk-makhluk Surgawi yang paling indah nampak menyambut aku. Mereka semua
menantikan aku.”
Dalam penglihatan itu aku
melihat pintu itu terbuka. Pada sisi yang lain nampak ada imam-imam dan uskup-uskup,
mereka semua mengenakan jubah putih yang dihiasi dengan pita bordir pada lengannya.
Bordiran itu nampak sangat berkilauan dengan warna-warni Surgawi. Juga nampak
skapulir di bagian depan jubah mereka dengan hiasan bordir yang sama.
Pastor Valerijan Jenko memakai seragam coklat, jubah dari
Ordo Fransiskan. Sekali dia bergerak melewati pintu itu, jubahnya menjadi indah
sekali seperti yang dipakai oleh imam-imam dan uskup-uskup yang menyambut dia.
Dia berkata: “Berkali-kali aku merasakan bahagia ketika
di dunia dulu, tetapi tak ada yang sebanding dengan kebahagiaan di tempat ini. Aku
tak bisa menceritakan betapa bahagia dan senangnya aku berada di tempat ini.”
Terima kasih, Tuhan, Engkau telah
memberi Rahmat kepada Pastor Valerijan
Jenko untuk bisa tinggal bersama-Mu.
20 Agustus 2018
Sekitar jam 5 pagi ketika aku berdoa
Rosario Kudus dan Kaplet Kerahiman Ilahi, tiba-tiba muncul seorang wanita di
samping tempat tidurku. Dia nampak seperti penyihir yang mengerikan. Pakaiannya
buruk, compang-camping, berwarna abu-abu kusam. Rambutnya menjuntai hingga ke
bahu, dan nampak beberapa helai rambutnya yang rontok.
Dia menjerit keras dan berkata: “Kamu sedang menghancurkan kami! Berhentilah
berbicara tentang Dia kepada orang banyak! Kamu harus segera menghentikannya! Kamu
sedang menyakiti kami!”
Aku menjawabnya dengan berkata: “Pergilah
dari sini! Pergi!” Aku terus mengulang-ulang perintah ini, sambil aku berdoa dalam
hati agar dia segera pergi.
Aku memanggil seluruh isi Surga agar
segera menolongku. St.Michael segera muncul dan berkata kepadaku: “Jangan takut, dia tak bisa menyakiti kamu. Dia
hanya bisa mengancam kamu, tetapi dia tak bisa berbuat apa-apa terhadap kamu.”
Dengan kemunculan St.Michael, wanita
itu segera pergi.
Aku berkata: “Terima kasih St.Michael yang kudus, dan terima
kasih seluruh isi Surga, karena telah menolong aku.”
Aku tak bisa melakukan apapun jika
sendirian.
25 Agustus 2018
Setiap malam kamarku nampak
penuh dengan Jiwa-jiwa Kudus dari Api Penyucian. Malam ini, khususnya, jumlah mereka
lebih daripada biasanya. Ada ribuan dari mereka, hingga kamarku nampak penuh,
seolah tak bisa menyisipkan sebuah jarum sekalipun di antara mereka. Aku mendengar
mereka menangis dan meminta tolong.
Aku mendaraskan doa-doa malam,
termasuk doa Litani Loreto. Ketika aku selesai dengan doa-doaku, dan mematikan lampu
kamarku, terdengar suara hantaman keras pada jendela kamar tidurku. Di kegelapan
malam, aku melihat secara samar-samar adanya sosok makhluk yang besar, berwarna
hitam, seperti terbuat dari batu arang. Segera aku tahu bahwa itu adalah iblis.
Dia berkata kepadaku: “Aku datang untuk menghancurkan dan mencekikmu
hingga mati.” Ketika dia berkata ini, lengannya yang berotot besar bergerak
ke arahku untuk mencengkeram aku. Aku terkejut dan aku merapatkan diri ke tempat
tidurku untuk menghindari iblis itu. Lalu aku menjerit dan berseru kepada Tuhan:
”Tuhan Yesus, datanglah segera!”
Tiba-tiba saja, dalam sekejap
nampaklah sebuah kilatan cahaya. Aku tahu bahwa itu adalah Tuhan Yesus. Kemudian
iblis itu menghilang saat itu juga. Kemudian dari kilatan cahaya itu nampaklah Tuhan.
Dengan senyuman pada Wajah-Nya Dia berkata kepadaku: “Jangan takut, puteri-Ku, setan membenci kamu. Kamu adalah musuhnya yang
paling besar, karena kamu telah merebut banyak jiwa darinya. Daraskanlah sebuah
doa untuk merasakan damai. Setan tak bisa menyentuh kamu karena Aku tidak akan
mengijinkannya.”
Saat itu ketika Tuhan berkata kepadaku,
aku sangat menghargai jiwa-jiwa yang datang kepadaku meminta tolong, dan setan tak
bisa membawa mereka bersamanya.
Aku terus berdoa sepanjang malam
dan aku merasakan damai.
Pagi harinya aku pergi ke Misa
Kudus dan aku mempersembahkan semua jiwa-jiwa yang berada di kamarku tadi
malam, di kaki altar.
Terima
kasih Tuhan Yesus. Kasihanilah semua jiwa-jiwa kudus itu. Aku mohon Engkau berkenan
menerima mereka dan membawa mereka menuju Kerajaan Surgawi-Mu.
* Silakan melihat artikel lainnya
disini : http://rosa-devosi.blogspot.co.id/