Pesan Holy Love 1 Juni 2015
Jika kamu membangun kepercayaan-kepercayaan
yang kompromistis, maka kamu akan menghasilkan pemerintahan dan undang-undang
yang kompromistis juga, dan sebuah pikiran yang keliru atas mana yang baik dan
mana yang jahat.
“Aku
adalah Yesusmu, yang lahir menjelma.”
“Jika
Aku harus menyampaikan kepadamu dalamnya dan tingginya kwalitas kepemimpinan –
baik itu sekuler maupun religius – yang telah dicemari oleh penyalah-gunaan
kekuasaan dan kompromi terhadap Kebenaran saat ini, maka kamu akan bisa
mengerti lebih baik lagi betapa dunia telah sampai kepada sebuah keadaan
kemerosotan moral tempat ia berada saat ini. Sebagian besar orang tidak
menyadari betapa rendahnya keadaan ke arah mana mereka dituntun dan merekapun
mematuhinya dengan sukarela. Sekali lagi, inilah buah yang buruk dari ketidak-mampuan
membedakan yang baik dari yang jahat.“
“Jika
kamu membangun kepercayaan-kepercayaan yang kompromistis, maka kamu akan menghasilkan
pemerintahan dan undang-undang yang kompromistis juga, dan sebuah pikiran yang
keliru atas mana yang baik dan mana yang jahat. Inilah sebabnya mengapa Aku
datang kesini* dan mengapa penampakan-penampakan ini, pesan-pesan ini, serta
keajaiban-keajaiban ini harus terus terjadi ditengah segala penentangan yang
sangat berpengaruh dan sesat itu. Aku menunjukkan jalan Terang yaitu Holy Love.
Mana yang lebih penting -- percaya kepada kesesatan atau atau mengikuti jalan
kebenaran? Kamu harus berani dan melihat bahwa Aku sedang menuntun kamu menuju
keselamatan ditengah upaya setan untuk menyesatkan kamu. Ketika posisi
kekuasaan digunakan untuk menyesatkan dan atau mengendalikan, maka ia tak
pernah bertindak mendukung Kebenaran. Karena itu Aku berkata kepadamu, kamu
harus memilah-milah Kebenaran dari kesalahan informasi yang hanya melayani
kepentingan manusia seperti misalnya kekuasaan, pengendalian, perolehan materi ataupun
popularitas.”
“Jika
kamu bertindak untuk mencari keputusan yang benar, maka kamu tidak akan
dipersalahkan. Berdoalah memohon Kebijaksanaan.”
* The
ecumenical Ministry and Mission of Holy Love at Maranatha Spring and Shrine.
Read Wisdom 6:1-11,22-25 +
Synopsis:
Tuhan mengingatkan para pemimpin dunia bahwa kekuasaan yang mereka miliki itu
diberikan kepada mereka oleh Allah, maka segala keputusan dan penilaian mereka
bagi kepentingan warganya hendaklah sesuai dengan Perintah-perintah Allah dan
agar hal itu dilakukan dalam keselarasan dengan Kehendak Allah. Karena Allah
tidak pernah ragu atau takut akan kebesaran manusia, maka sebuah pengawasan
yang ketat diarahkan kepada para pemimpin agar mereka memahami Kebijaksanaan
Allah (Keb.6:1-11). Kebijaksanaan Salomo adalah kebijaksanaan yang harus
dimiliki oleh semua pemimpin agar bermanfaat bagi warga bawahannya. (Keb.
6:22-25)
“Dengarkanlah, hai para raja, dan hendaklah mengerti,
belajarlah, hai para penguasa di ujung-ujung bumi. Condongkanlah telinga, hai
kamu yang memerintah orang banyak dan bermegah karena banyaknya
bangsa-bangsamu. Sebab dari Tuhanlah kamu diberi kekuasaan dan pemerintahan
datang dari Yang Mahatinggi, yang akan memeriksa segala pekerjaanmu serta
menyelami rencanamu, oleh karena kamu yang hanya menjadi abdi dari kerajaan-Nya
tidak memerintah dengan tepat, tidak pula menepati hukum, atau berlaku menurut
kehendak Allah. Dengan dahsyat dan cepat Ia akan mendatangi kamu, sebab
pengadilan yang tak terelakkan menimpa para pembesar. Memang yang bawahan saja
dapat dimaafkan karena belas kasihan, tetapi yang berkuasa akan disiksa dengan
berat. Sang Kuasa atas segala-galanya tidak akan mundur terhadap siapapun, dan
kebesaran orang tidak dihiraukan-Nya. Sebab yang kecil dan yang besar dijadikan
oleh-Nya, dan semua dipelihara oleh-Nya dengan cara yang sama. Tetapi terhadap
yang berkuasa akan diadakan pemeriksaan keras. Jadi perkataanku ini tertuju
kepada kamu, hai pembesar, agar kamu belajar kebijaksanaan dan jangan sampai
terjatuh. Sebab mereka yang secara suci memelihara yang suci akan disucikan
pula, dan yang dalam hal itu terpelajar akan mendapat pembelaan. Jadi,
hendaklah menginginkan serta merindukan perkataanku, maka kamu akan
dididik..... Apakah kebijaksanaan dan
bagaimana kejadiannya hendak kuberitahu, dan rahasia satupun tidak akan
kusembunyikan bagi kamu. Tetapi mulai dengan kejadiannya hendak kuselidiki
serta kunyatakan pengetahuan tentangnya dan kebenaran tidak akan kulewatkan.
Akupun tidak akan berteman dengan dengki yang membunuh, sebab dengki tidak
bersekutu dengan kebijaksanaan. Besarnya jumlah orang bijak menjadi keselamatan
dunia semesta, dan raja yang arif merupakan kesejahteraan rakyatnya. Jadi
baiklah kamu belajar dari perkataanku supaya beruntung.”