XX
Aku senang sekali, Céline yang terkasih, bahwa kamu tidak memiliki rasa tertarik yang tertentu didalam memasuki Karmel. Ini merupakan pertanda dari adanya karunia dari Tuhan kita, dan hal ini juga menunjukkan bahwa Dia mencari hadiah dari tanganmu. Dia tahu bahwa lebih terasa manis dengan memberi daripada menerima. Betapa besarnya kebahagiaan didalam menderita bagi Dia yang mengasihi kita hingga terasa seperti gila, dan nampak bodoh dimata dunia ini ! Kita menghakimi orang lain dengan pendapat kita sendiri, dan seperti halnya dunia yang tidak menggunakan penalaran, maka kita juga bertindak tidak nalar pula.
Kita bisa menghibur diri, kita bukanlah yang pertama. Memang bodoh kejahatan yang dilakukan oleh Herodes dengan mencela Tuhan kita. . . tetapi, Herodes memang benar. Ya, memang bodoh untuk mencari hati yang malang dari manusia dan membuatnya sebagai tahta bagi Dia, Raja Kemuliaan, yang duduk di atas Kerubim ! Bukankah Dia sudah merasa amat senang bisa berada bersama-sama dengan BapaNya Roh Kudus KasihNya ? Mengapa kemudian Dia turun ke dunia untuk mencari orang berdosa dan membuat mereka menjadi sahabat dekatNya ? Sebenarnya, kebodohan kita tidaklah sebesar kebodohanNya, dan segala perrbuatan kita masih berada dalam ikatan dan batas-batas penalaran. Dunia boleh saja meninggalkan kita sendirian. Aku mengulangi, adalah dunia yang gila karena ia tidak mengikuti apa yang dilakukan Yesus hingga Dia menderita untuk menyelamatkannya dari kutukan kekal.
Kita bukanlah orang yang bodoh ataupun malas. Guru Ilahi kita telah menyediakan DiriNya menjadi pertahanan kita. Ingatlah akan kejadian di rumah Lazarus: Martha telah sibuk melayani, sedangkan Maria sama sekali tidak memikirkan makanan, dia hanya berpikir bagaimana dia bisa menyenangkan Kekasihnya. Dan dia membuka kotak pualamnya yang berisi minyak wangi berharga dan kemudian dia menuangkan minyak itu pada Kepala dari Juru Selamat, (Mar.14:3) hingga seluruh rumah itu dipenuhi dengan aroma yang harum. (Yoh.12:3)
Para murid Yesus juga menggerutu terhadap Magdalena. Hal ini masih terus terjadi hingga kini, dimana banyak orang yang menggerutu terhadap kita. Bahkan beberapa umat Katolik ada yang menuduh bahwa kita bertindak terlalu berlebihan, dan seperti halnya Martha, kita harus menunggu Yesus, bukannya menuangkan ‘minyak harum kehidupan kita’ bagi Yesus. Dan apa artinya meskipun jika pundi minyak itu sampai pecah, yaitu kehidupan kita, asalkan Tuhan kita merasa terhibur, dan dunia musti menghirup aroma wanginya ‘minayk kehidupan kita’ itu ? Dunia sangat membutuhkan minyak wangi itu untuk membersihkan udara yang dihirupnya..
Dan selamat tinggal, adikku yang terkasih, untuk sementara waktu saja. Perahumu sudah dekat dengan pelabuhan. Tiupan angin yang telah memenuhi layarmu adalah sepoi angin Kasih – dimana tiupannya bergerak lebih cepat dari pada kilat. Selamat tinggal, dalam beberapa hari lagi kita akan tinggal bersama didalam lingkup dinding-dinding Karmel. . . dan pada hari akhir nanti di surga. Bukankah Yesus telah mengatakan selama penderitaanNya dulu: "Setelah ini kamu akan melihat Anak Manusia duduk di sebelah kanan dari kuasa Allah dan datang di dalam awan-awan di langit" (Mat.26:64). . . Kita akan berada disana !
THÉRÈSE.