Holy Love, 25 Januari
2017
Maria -- Tempat Perlindungan Holy Love, berkata: Terpujilah
Yesus.
Setiap tetes air mata yang kucucurkan, membawa serta seorang
bayi yang belum lahir yang akan segera dimusnahkan di atas altar aborsi. Semua potensi
dari anak-anak yang belum lahir itu, akan bisa berkembang bersama anak-anak yang
lahir hidup atau potensi itu mati bersama dengan bayinya. Inilah sebabnya aku terus
mengulang-ulang perkataanku bahwa penghentian aborsi akan bisa merubah masa
depan dunia ini.
Saat ini banyak calon yang akan memimpin dunia telah mati
digugurkan. Para ilmuwan besar yang sebenarnya bisa menemukan obat bagi
berbagai penyakit yang ada saat ini, ternyata mereka tak punya kesempatan untuk
menghirup napas pertamanya di dunia. Calon-calon pemimpin religius yang seharusnya
bisa mempertahankan Tradisi Gereja juga telah diaborsi.
Begitulah kamu tahu mengapa aku menangis dan mengapa pada setiap
tetes air mataku aku memeluk seorang bayi yang belum sempat dilahirkan. Menangislah
bersamaku. Berdoalah bersamaku. Ini adalah pertempuran yang tidak sama dengan pertempuran
saat-saat sebelumnya.
Holy Love, 26 Januari
2017
Maria -- Tempat Perlindungan Holy Love, berkata: Terpujilah
Yesus.
Aku telah diutus untuk datang ke dunia saat ini dengan dua
alasan. Pertama, aku ingin menyampaikan selamat kepada presiden Trump karena telah
menghentikan bantuan dana dari negara yang mendukung aborsi. Ini adalah langkah
besar bagi pemulihan moral. Memang mudah bagi orang-orang untuk berjalan
bersama sistem hukum serta opini populer yang sesat.
Alasan berikutnya mengapa aku diutus untuk datang kepadamu adalah
untuk menyampaikan kepada dunia tentang adanya dua bilah pedang besar yang menusuk
Persekutuan Dua Hati Kami. Itu adalah sebuah kesalahan yang belum pernah
terjadi. Itu adalah dosa dari sikap apatis. Itu adalah sikap yang tidak
tertarik kepada keselamatan dan kesucian pribadi. Yesus tidaklah campur tangan jika
suatu jiwa mengikuti jalannya sendiri. Dia mengajak jiwa untuk melihat
kesalahannya sendiri. Tergantung kepada jiwa itu untuk menanggapi kehendak bebasnya.
Tidak adanya kasih kepada Allah membuat manusia tidak mau
berusaha menyenangkan Allah. Sikap lalai untuk berusaha menyenangkan Allah merupakan
fondasi dari sikap apatis. Kasih yang tidak egois merupakan batu penyusun
persekutuan yang lebih dalam dengan Allah. Itu adalah kasih yang jernih yang mencerminkan
Kehendak Allah. Semua orang dipanggil menuju kasih yang tidak egois.