I
1895.
Tuhan kita yang Ilahi tidak meminta kurban yang melebihi kekuatan kita. Kadang-kadang memang benar, Dia membuat kita merasakan sepenuh-penuhnya pahitnya piala yang ditaruhNya di bibir kita. Dan jika Dia menghedaki kurban dari semua orang yang dikasihiNya di dunia ini, hal itu tidak mungkin terjadi tanpa adanya rahmat yang istimewa untuk tidak berseru seperti yang dilakukanNya selama kesengsaraanNya di Taman: “Bapa, biarlah piala ini berlalu dari padaKu”. Tetapi kita harus segera berkata: “Namun bukanlah kehendakku, melainkan kehendakMulah yang terjadi” (Mat. 26:39). Cukup menyenangkan jika merenungkan bahwa Yesus, ‘Allah yang kuat’ (Yes. 9:6) telah merasakan semua kelemahan kita dan Dia gemetar demi melihat piala yang pahit itu, namun yang sangat diinginkanNya.
Nasibmu memang baik, karena Tuhan telah memilih hal itu bagimu, dan Dia telah merasakan sentuhan pertama dengan BibirNya, piala yang Dia tawarkan kepadamu itu. Ada seorang kudus pernah berkata: “Kehormatan terbesar yang bisa diberikan Tuhan kepada suatu jiwa adalah bukan memberikan hal-hal yang besar kepadanya, tetapi meminta hal-hal yang besar darinya”. Yesus memperlakukan kamu sebagai anak yang istimewa. Adalah keinginanNya agar kamu mulai melaksanakan tugasmu saat ini (Surat ini dan surat berikutnya ditujukan kepada seorang seminaris) dan menyelamatkan jiwa-jiwa melalui Salib. Bukankah dengan penderitaan dan kematian Dia menebus dunia ? Aku tahu bahwa kamu senang dengan menyerahkan hidupmu bagiNya. Namun kemartiran didalam hati tidaklah lebih sedikit buahnya dibandingkan dengan kemartiran darah. Dan kemartiran didalam hati ini telah terjadi dalam dirimu. Bukankah aku memiliki alasan yang baik untuk berkata bahwa nasibmu memang baik dan indah, layak untuk menjadi murid Kristus ?
II
1896.
Marilah kita bekerja sama demi keselamatan jiwa-jiwa. Kita hanya memiliki satu hari saja didalam kehidupan ini untuk menyelamatkan mereka, maka berilah kepada Tuhan kita bukti dari kasih kita. Besok adalah Keabadian, dan kemudian Yesus akan memberimu ganjaran seratus kali lipat dengan kebahagiaan yang amat manis sebagai ganti atas kebahagiaan yang kau serahkan kepadaNya. Dia tahu besarnya kurbanmu. Dia tahu bahwa penderitaan dari orang-orang yang kau kasihi sangat meningkatkan penderitaanmu. Namun Dia juga telah mengalami penderitaan kemartiran yang sama demi keselamatan kita. Diapun telah meninggalkan IbuNya, Dia menyaksikan Perawan yang tak berdosa berdiri di kaki salib, dimana hatinya tertusuk pedang penderitaan, dan aku berharap Dia juga akan menghibur ibumu .... aku mohon kepadaNya untuk dengan suka hati melakukan hal itu kepada ibumu.
Ah ! Seandainya Guru Ilahi mengijinkan orang-orang yang akan kau tinggalkan pergi demi kasih kepadaNya, bisa menyaksikan kemuliaan yang disediakan bagi mereka, dan perarakan yang semarak dari jiwa-jiwa yang akan memandu dirimu ke Surga, maka mereka akan merasakan ganjaran atas kurban besar yang sudah mereka lakukan. (Bersambung)