Saturday, February 21, 2009

Surat Soeur Thérèse kepada adiknya, Cèline (X)



X




14 Oktober 1890


Adikku yang terkasih. Aku tahu dengan baik semua penderitaanmu. Aku tahu kesedihanmu dan aku ikut merasakannya. Oh seandainya aku bisa membagikan rasa damai yang diberikan Yesus kepada jiwaku ditengah air mata yang amat pedih ini. Terhiburlah kamu, karena semua itu akan segera berlalu. Hidup kita kemarin telah habis, kematianpun akan segera datang dan pergi. Dan kemudian kita akan menikmati kebahagiaan dalam kehidupan, kehidupan yang sejati, selama berabad-abad yang akan datang yang tak terhitung banyaknya, bahkan lebih lama lagi. Sementara itu marilah kita menjadikan hati kita sebagai taman kebahagiaan dimana Juru Selamat kita yang manis bisa datang dan beristirahat disitu. Marilah kita hanya menanaminya dengan kembang bakung saja dan bernyanyi bersama St.Yohanes dari Salib:


Disana aku dalam keadaan terlena

Kepalaku bersandar kepada Dia yang kukasihi

Diriku hanyut dan segalanya lenyap

Aku membuang semua perhatianku yang lain

Dan membiarkannya berlari tanpa tujuan

Ditengah-tengah kembang bakung.


(dari St.Yohanes dari Salib, ‘The Night of the Soul’). (Bersambung)