VI
14 Juli 1889
Adikku yang terkasih. Aku selalu ada bersamamu didalam roh. Ya, memanag berat hidup di dunia ini, namun esok, dalam waktu yang sebentar saja, kita akan bisa beristirahat. Oh Tuhanku, apa yang akan kami saksikan nanti ? Bagaimanakah kehidupan yang tak memiliki akhir itu ? Tuhan akan menjadi Jiwa dari jiwa kita. Oh misteri yang tak terpecahkan. ‘Mata tidak melihat dan telinga tidak mendengar, dan apa yang dipersiapkan Tuhan bagi orang yang mengasihiNya tak bisa memasuki hati orang-orang itu’ (Luk.5:22). Dan semua ini akan segera terjadi, amat segera, jika kita sungguh mengasihi Yesus. Bagiku Tuhan tidak memerlukan waktu hingga bertahun-tahun untuk menyempurnakan karya kasihNya dalam suatu jiwa. Sebuah berkas cahaya dari dalam HatiNya dalam sesaat sudah bisa membuat bungaNya berkembang dan tak pernah layu lagi .... Cèline, selama saat-saat yang cepat berlalu ini yang masih tersisa bagi kita, marilah kita menyelamatkan banyak jiwa-jiwa. Aku merasa bahwa Mempelai kita meminta jiwa-jiwa dari kita, dan terutama jiwa dari para imam.... adalah Dia yang menyuruhku untuk mengatakan hal ini kepadamu.
Hanya ada satu hal untuk dilakukan disini: mengasihi Yesus dan menyelamatkan jiwa-jiwa bagi Dia agar Dia semakin dikasihi. Kita tak boleh meluputkan kesempatan yang terkecil sekalipun untuk memberikan kebahagiaan kepadaNya. Kita tak boleh menolak apapun permintaanNya. Dia amat membutuhkan kasih.
Kita ini laksana kembang bakungNya. Dia tinggal sebagai Raja ditengah-tengah kita. Dia membiarkan kita merasakan kehormatan dari KerajaanNya. Darah IlahiNya menyelimuti kelopak bunga kita. Dan Duri-duriNya ketika melukai kita, menebarkan aroma kasih kita. (Bersambung)