II
20 Oktober 1888
Adikku yang terkasih, jangan biarkan kelemahanmu membuatmu tidak bahagia. Ketika di pagi hari kita merasa takut tak memiliki kekuatan untuk menjalankan keutamaan, itu adalah rahmat, itulah saatnya untuk ‘meletakkan kapak di akar pohon’ (Hal ini berkaitan dengan penyakit yang diderita oleh Marie. Setelah membaca tulisan ini, yang merupakan permintaan yang besar untuk boleh sering-sering menerima Komuni Kudus, maka Paus Pius X menyatakan hal itu sebagai ‘paling pantas’. Saat itu Thérèse berusia 15 tahun ketika dia menulis itu), dengan cara kita bergantung sepenuhnya kepada Yesus saja. Jika kita gagal, sebuah tindakan kasih akan bisa meluruskan segalanya, dan nanti Yesus akan tersenyum. Dia menolong kita seperti Dia tidak berbuat apa-apa. Dan air mataNya yang disebabkan oleh para pendosa terhapus bersih oleh kasih kita yang lemah ini. Kasih bisa berbuat segalanya. Tugas yang paling tidak mungkin akan terasa mudah dan manis oleh kasih. Kamu tahu bahwa Tuhan tidak terlalu memperhatikan besarnya perbuatan kita, ataupun kesulitan didalam melaksanakannya. Tetapi Dia melihat kepada kasih dengan apa kita melakukannya. Mengapa kita mesti merasa takut ?
Kamu ingin menjadi seorang kudus dan kamu bertanya kepadaku apakah hal ini tidak terlalu sulit. Cèline, aku tak akan menyarankan kamu untuk mengejar kesucian serafik dari jiwa-jiwa yang terhormat disana, tetapi lebih baik kamu menjadi ‘sempurna seperti Bapa Surgawimu yang sempurna’ (2 Kor.11:5). Kamu tahu bahwa mimpimu, yaitu mimpi kita, dan keinginan kita, bukanlah khayalan belaka, karena Yesus sendiri telah memberikan penggenapannya kepada kita sebagai sebuah perintah. (Bersambung)