Thursday, February 11, 2010

John Paul II : Kristus mengalahkan sisi buruk dari kematian



by Pope John Paul II

Begitulah jika kita berhadapan dengan kematian. Sering hal itu diartikan sebagai sebuah pembebasan dari penderitaan dalam kehidupan ini. Pada saat yang sama, tidaklah mungkin untuk mengabaikan kenyataan bahwa ia seolah merupakan penyatuan dari tindakan kehancuran tubuh dan jiwa.

Namun kematian terutama melibatkan kerisauan dari kepribadian psiko-jasmani dari manusia. Jiwa tetap hidup dan ada terpisah dari tubuh, sementara itu tubuh tunduk kepada proses kehancuran sesuai dengan Sabda Allah yang diucapkan setelah dosa dilakukan didalam sejarah dunia ini :”Kamu adalah berasal dari debu, dan kamu akan kembali kepada debu”.

Karena itu meskipun kematian bukan dianggap sebagai penderitaan dalam artian yang bersifat sementara, meskipun dengan cara tertentu kematian adalah juga melebihi segala bentuk penderitaan, dan pada saat yang sama sisi buruk yang dirasakan oleh manusia didalam kematian, memiliki karakter yang khas dan menyeluruh. Namun dengan melalui karya penyelamatanNya, Putera Tunggal Bapa telah membebaskan manusia dari dosa dan kematian.

Terlebih dahulu Dia membuang kekuasaan dosa dari sejarah umat manusia, yang berupa pengaruh dari roh jahat yang diawali pada dosa asal. Kemudian Dia memberi manusia kemungkinan untuk hidup didalam rahmat penyucian. Dengan kemenanganNya atas dosa maka Dia juga merampas dan membersihkan kekuasaan kematian, dengan kebangkitan dimulailah proses bagi kebangkitan masa mendatang dari tubuh manusia.

Keduanya adalah keadaan yang penting dari ‘kehidupan kekal’, yaitu kebahagiaan definitiv dari manusia didalam persekutuan dengan Tuhan. Bagi orang yang diselamatkan, hal ini berarti bahwa didalam perspektiv eskatologis, penderitaannya benar-benar dihentikan.

From section 15. of John Paul II's Apostolic Letter Salvifici Doloris, 11 February 1984.