Thursday, January 26, 2017

Holy Love 25, 26 Januari 2017

Holy Love, 25 Januari 2017

Maria -- Tempat Perlindungan Holy Love, berkata: Terpujilah Yesus.

Setiap tetes air mata yang kucucurkan, membawa serta seorang bayi yang belum lahir yang akan segera dimusnahkan di atas altar aborsi. Semua potensi dari anak-anak yang belum lahir itu, akan bisa berkembang bersama anak-anak yang lahir hidup atau potensi itu mati bersama dengan bayinya. Inilah sebabnya aku terus mengulang-ulang perkataanku bahwa penghentian aborsi akan bisa merubah masa depan dunia ini.

Saat ini banyak calon yang akan memimpin dunia telah mati digugurkan. Para ilmuwan besar yang sebenarnya bisa menemukan obat bagi berbagai penyakit yang ada saat ini, ternyata mereka tak punya kesempatan untuk menghirup napas pertamanya di dunia. Calon-calon pemimpin religius yang seharusnya bisa mempertahankan Tradisi Gereja juga telah diaborsi.

Begitulah kamu tahu mengapa aku menangis dan mengapa pada setiap tetes air mataku aku memeluk seorang bayi yang belum sempat dilahirkan. Menangislah bersamaku. Berdoalah bersamaku. Ini adalah pertempuran yang tidak sama dengan pertempuran saat-saat sebelumnya.

Holy Love, 26 Januari 2017

Maria -- Tempat Perlindungan Holy Love, berkata: Terpujilah Yesus.

Aku telah diutus untuk datang ke dunia saat ini dengan dua alasan. Pertama, aku ingin menyampaikan selamat kepada presiden Trump karena telah menghentikan bantuan dana dari negara yang mendukung aborsi. Ini adalah langkah besar bagi pemulihan moral. Memang mudah bagi orang-orang untuk berjalan bersama sistem hukum serta opini populer yang sesat.

Alasan berikutnya mengapa aku diutus untuk datang kepadamu adalah untuk menyampaikan kepada dunia tentang adanya dua bilah pedang besar yang menusuk Persekutuan Dua Hati Kami. Itu adalah sebuah kesalahan yang belum pernah terjadi. Itu adalah dosa dari sikap apatis. Itu adalah sikap yang tidak tertarik kepada keselamatan dan kesucian pribadi. Yesus tidaklah campur tangan jika suatu jiwa mengikuti jalannya sendiri. Dia mengajak jiwa untuk melihat kesalahannya sendiri. Tergantung kepada jiwa itu untuk menanggapi kehendak bebasnya.


Tidak adanya kasih kepada Allah membuat manusia tidak mau berusaha menyenangkan Allah. Sikap lalai untuk berusaha menyenangkan Allah merupakan fondasi dari sikap apatis. Kasih yang tidak egois merupakan batu penyusun persekutuan yang lebih dalam dengan Allah. Itu adalah kasih yang jernih yang mencerminkan Kehendak Allah. Semua orang dipanggil menuju kasih yang tidak egois.