Tuesday, December 15, 2009

Bersandar Kepada Tuhan (Bab 6)





Bab 6


Agar orang yang taat, bersandar kepada Tuhan dengan pengertian dan keinginan yang tulus.


Semakin besar kamu membersihkan dirimu dari hasil khayalan dan keterlibatanmu kepada dunia luar, yaitu hal-hal disekitarmu dan segala sesuatu yang masuk kedalam indera, semakin besar jiwamu akan memulihkan kekuatannya dan indera batinmu, sehingga ia bisa menghargai segala sesuatu yang diatas. Karena itu belajarlah untuk membuang dari khayalan dan gambaranmu, segala benda materi ini, karena yang paling menyenangkan bagi Tuhan adalah pikiran yang bersih dari semua benda dan keterikatan kepada benda. Karena sudah menjadi kesenanganNya untuk tinggal bersama dengan anak manusia, yaitu mereka yang bebas dari segala kegiatan duniawi, penyimpangan dan nafsu-nafsu, dan hanya mencari Dia dengan pikiran yang sederhana dan murni, mau mengosongkan dirinya bagi Tuhan, dan hanya bergantung kepada Tuhan saja. Jika tidak, ingatanmu, khayalanmu, pikiranmu, akan sering terlibat dengan hal-hal duniawi ini, dan kamu akan dipenuhi dengan pikiran akan hal-hal yang baru atau ingatan-ingatan yang lama, atau kamu akan berjalan bersama dengan benda materi yang bersifat sementara ini. Akibatnya, Roh Kudus akan menjauh dari pikiran-pikiran yang tidak mendatangkan pengertian. Karena itu pengasih sejati dari Yesus Kristus hendaknya bersatu melalui keinginan yang baik didalam pengertiannya dengan kehendak Ilahi dan kebaikan Ilahi dan bersih dari segala imajinasi dan nafsu, dimana dia tidak lagi merasa apakah dirinya sedanag dihinakan atau dikasihi, atau ada sesuatu yang sedang dilakukan terhadap dirinya. Karena sebuah perbuatan baik akan merubah segala sesuatu menjadi baik dan berada diatas segalanya. Karena itu jika keinginan itu baik, patuh dan menyatu dengan Tuhan, dengan pemahaman yang benar, dia tak akan terluka meskipun daging, indera dan jasmani menderita akibat suatu tindak kejahatan dan dia lambat untuk menjadi baik, atau mungkin hatinya masih lamban untuk melakukan suatu devosi tertentu. Tetapi hendaknya kita selalu bersandar kepada Tuhan dengan iman dan niat yang baik, dengan pengertian yang benar dan tulus. Dia akan melakukan hal ini jika dia sadar atas segala ketidak-sempurnaan dan kehampaannya, mengenali kebaikannya untuk tinggal didalam Penciptanya saja, mengabaikan dirinya sendiri dengan segala sifat dan kekuatannya, mengabaikan semua makhluk, dan melarutkan dirinya secara menyeluruh dan lengkap kepada Pencipta, sehingga dia akan mengarahkan seluruh tindakannya kepada Tuhan Allah saja. Dia tidak mencari apapun diluar Tuhan, pada siapa dia bisa menemukan segala kebaikan dan kebahagiaan kesempurnaan. Dia akan dirubah sedemikian rupa menuju kepada Tuhan yang tak bisa dia bayangkan sebelumnya, yang dia kasihi, dia mengerti atau dia ingat, kecuali Tuhan sendiri beserta segala hal yang dari Tuhan. Makhluk yang lainnya, termasuk dirinya sendiri, tidaklah diperhatikan, kecuali Tuhan, dan dia tidak mengasihi yang lain kecuali Tuhan, tidak mengingat yang lain kecuali Tuhan. Pengetahuan akan kebenaran yang mulia ini selalu membuat jiwa itu menjadi rendah hati, siap menyalahkan dirinya sendiri, bukan orang lain, sementara itu kebijaksanaan duniawi membuat jiwa menjadi congkak, rentan, sombong dan berkibar mengikuti angin. Karena itu semoga doktrin spirituil yang fundamental ini bisa menuntun kita kepada pengetahuan akan Allah, melayaniNya dan akrab denganNya, bahwa jika kamu benar-benar ingin memiliki Tuhan, kamu harus membuang dari dalam hatimu segala rasa cinta kepada hal-hal yang inderawi, bukan hanya kepada makhluk tertentu saja, sehingga kamu bisa selalu mengarah kepada Tuhan Allahmu dengan hati yang sederhana, penuh dan dengan segenap kemampuanmu, secara bebas dan tanpa bersikap mendua, merasa cemas, dengan perhatian yang goyah, tetapi kamu akan penuh percaya akan kuasaNya saja atas segala sesuatu.