Thursday, December 24, 2009

Bersandar Kepada Tuhan (Bab 16)





Bab 16


Betapa kuasa Allah meliputi segalanya


Jika kita datang kepada Tuhan dalam keadaan polos, apa adanya, tanpa hambatan apapun, secara langsung, bebas dan damai, maka seperti telah dijelaskan diatas, dimana kita bersatu denganNya, apakah pikiran kita dalam keadaan bahagia ataupun sedih, apakah didalam kehidupan atau kematian, maka tugas kita adalah menyerahkan segalanya tanpa ragu dan pasti, secara umum dan secara khusus, kepada kuasaNya yang tak bisa dipertanyakan dan tak bisa salah. Hal ini tidaklah mengherankan karena hanya Dia sendiri yang membuat segala sesuatu menjadi ada, memberi kemampuan dan sifat serta gerak kepada semuanya, yaitu yang berupa kekuatan, kinerja, sifat, cara, tatanan, berat dan ukuran. Terutama karena seperti sebuah karya seni akan menggambarkan sebuah kejadian alam, maka dengan cara yang sama pula kejadian alam akan mencerminkan karya Tuhan, yang menciptakan, mempertahankan, memerintah dan menyelenggarakan, karena hanya Dia saja yang memiliki kuasa, kebijaksanaan, kebaikan, kerahiman, keadilan, kebenaran, kasih yang tak terbatas, tak berubah dan maha ada. Maka tidak satupun yang bisa ada atau bertindak dengan kemampuannya sendiri kecuali ia bertindak atas kuasa Allah, yang merupakan Penggerak Utama dan Prinsip Utama yang menjadi penyebab dari setiap gerakan, dan sebagai aktor dari setiap kejadian. Karena sepanjang tatanan alamiah ini terjadi, Tuhan mencukupi segalanya tanpa pengantara siapapun hingga kepada detil yang terakhir. Maka tidak satupun dari yang terbesar hingga yang terkecil bisa lepas dari kuasa yang kekal dari Allah, atau keluar dari kuasa itu, apakah hal itu dalam hal keinginan, peristiwa, sebab akibat, atau bahkan kecelakaan diluar kontrol manusia. Namun Tuhan tak bisa berbuat apa-apa yang berada diluar tatanan atau aturan kuasaNya, sama seperti Dia tak bisa berbuat apa-apa yang bukan menjadi sasaran dari tindakanNya. Karena itu kuasa Ilahi merangkul segala hal, secara umum dan secara khusus, bahkan termasuk pikiran manusia. Kitab Suci telah berkata ‘Serahkanlah segala kekuatiranmu kepadaNya, sebab Ia yang memelihara kamu’ (1 Pet 5:7). Dan nabi Daud juga berkata ‘Serahkanlah kuatirmu kepada Tuhan, maka Ia akan memelihara engkau’ (Mzm 55:22). Dan ‘lihatlah kepada bangsa-bangsa, anakku, dan perhatikanlah bahwa tak seorangpun yang percaya kepada Tuhan dan dikecewakan. Siapakah yang taat pada perintah-perintahNya akan ditinggalkan ? (Sir 2:22). Dan Tuhan sendiri juga berkata ‘Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum’ (Mat. 6:25). Karena itu apapun dan bagaimanapun besarnya kita bisa berharap kepada Tuhan, maka tidak ragu lagi kita akan menerima, seperti kata Deuteronomy ‘setiap tempat dimana kakimu berpijak akan menjadi milikmu’ (Deut 11:24). Karena seseorang akan menerima apapun yang diinginkannya sejauh dia bisa menjejakkan kaki imannya, begitulah banyaknya yang akan dimilikinya. Itulah sebabnya Bernard berkata ‘Tuhan, Pencipta segala hal, amat berlimpah kasih karuniaNya sehingga betapapun besarnya piala rahmat yang bisa kita pegang dan kita arahkan kepadaNya, kita akan menerimanya secara penuh. Begitu juga Markus berkata dalam Injilnya ‘Apa saja yang kamu minta dan doakan percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu’ (Mark. 11:24). Maka semakin kuat dan semakin besar iman kita kepada Tuhan, semakin hormat dan teguh doa itu dipersembahkan kepadaNya, dan semakin pasti, semakin berlimpah, dan semakin cepat apa yang kita harapkan akan terlaksana dan diperoleh. Tentu saja jika didalam melakukan hal ini iman kita kepada Tuhan masih lemah dan lambat untuk menghadap kepadaNya karena banyak dan besarnya dosa-dosa kita, maka kita harus ingat, bahwa segala hal adalah mungkin bagi Tuhan dan bahwa apa yang Dia inginkan pastilah terjadi, sementara itu apa tidak diinginkanNya tidak mungkin terjadi dan amatlah mudah bagiNya untuk mengampuni dan menghapuskan dosa-dosa yang tak terbilang banyaknya seperti terhadap sebuah dosa saja. Sementara itu seorang pendosa, jika dengan kekuatannya sendiri, tak bisa dia bangkit dari dosa-dosanya yang banyak, bebas dan keluar sendiri dari dosa-dosa itu, meskipun atas satu dosa saja. Karena itu kita tak bisa, bukan saja untuk berbuat apapun, bahkan untuk berpikir yang baik sekalipun dengan kemampuan kita sendiri, kecuali hal itu dari Tuhan. Namun adalah lebih berbahaya jika kita terjerat didalam berbagai dosa dari pada dengan satu dosa saja, karena tak ada dosa yang tidak dihukum dan setiap dosa berat layak menerima hukuman kekal dan hal ini dengan melalui pengadilan yang keras dari Tuhan, karena dosa semacam itu adalah dosa melawan Tuhan yang layak menerima penghormatan dan kemuliaan yang besar. Terlebih lagi menurut Rasul Paulus, ‘Tuhan mengenal siapa kepunyaanNya’ (2 Tim 2:19) dan tidaklah mungkin bagi mereka untuk musnah oleh pusaran angin atau banjir kesesatan, skandal, perpecahan, penganiayaan, bidaah, cobaan, penentangan, ataupun godaan, karena Dia telah bisa melihat sebelumnya dari keabadian, jumlah dari orang pilihanNya dan besarnya jasa-jasa mereka sedemikian rupa hingga segala sesuatu yang baik atau buruk, apa yang menjadi milik atau bukan milik mereka, kesejahteraan, penentangan, semua itu bekerja bersama-sama bagi mereka demi kebaikan, hingga mereka nampak lebih mulia dan terpuji ditengah segala penentangan. Karena itu marilah kita melakukan segala sesuatu dengan penuh keyakinan, secara umum dan secara khusus, percaya dan tanpa ragu, kepada kuasa Ilahi, dengan apa Tuhan mengijinkan betapapun besar dan macamnya kejahatan untuk terjadi atas diri kita. Karena semua itu adalah baik dan menuju kepada kebaikan, karena Dia mengijinkan hal itu untuk menjadi ada dan ia tak akan ada kecuali Dia mengijinkan ada. Iapun tak bisa ada melebihi ijin dariNya, karena Dia tahu bagaimana, memiliki kuasa, dan keinginan untuk merubah dan menggantinya menjadi sesuatu yang lebih baik. Karena dengan kuasaNya segala hal yang baik menjadi ada maka dengan ijinNya pula segala hal yang buruk dirubah menjadi baik. Dengan demikian kuasa, kebijaksanaan, kerahiman Tuhan diperlihatkan melalui Kristus Penebus kita, yaitu yang berupa kerahiman dan keadilanNya, kuasa rahmat dan kelemahan alam, keindahan segala sesuatu dalam hubungannya dengan sesuatu disekitarnya, persetujuanNya atas hal-hal yang baik, kedengkian dan hukuman atas orang-orang yang jahat. Hal yang sama, penyesalan hati dari para pendosa yang bertobat, pengakuan dosanya, penitensinya, kebaikan Tuhan, keutamaan, kemurahan hati, puji-pujian dan kebaikannya (semuanya memperlihatkan kuasa dan kebijaksanaan Tuhan). Namun hal itu tidak selalu menuju kepada kebaikan pada mereka yang berniat jahat, namun seperti yang biasa terjadi, hal itu justru menuju kepada bahaya dan kejahatan yang besar, dalam wujud kehilangan rahmat dan kemuliaan, dengan datangnya kutukan dan hukuman, kadang-kadang berupa hukuman kekal, dari apa Yesus telah berusaha membela kita. Amin.


Untuk lengkapnya silakan klik disini