Tuesday, December 22, 2009

Bersandar Kepada Tuhan (Bab 14)





Bab 14


Agar kita mencari suara hati kita dalam setiap keputusan.


Sementara kita harus mencapai kesempurnaan spirituil, kemurnian didalam pikiran kita serta kedamaian didalam Tuhan, ternyata manfaat dari tindakan ini besar sekali jika kita secara perlahan masuk kedalam tempat yang rahasia didalam hati kita, ditengah segala sesuatu yang dikatakan, dipikirkan, atau dilakukan terhadap kita. Dengan cara menjauhi segala sesuatu dan benar-benar merenung didalam diri kita, kita bisa menempatkan diri kita didalam pengetahuan akan kebenaran dihadapan kita, dan tidak ragu lagi kita akan menemukan dan mengerti bahwa tidaklah baik, bahkan bertentangan, jika kita dipuji atau dihormati oleh orang lain sementara kita menyadari dengan melalui pengetahuan akan kebenaran tentang diri kita, bahwa kita ini jahat dan amat memalukan. Seperti tak ada manfaatnya jika diluar sana orang-orang memuji seseorang tetapi suara hatinya yang didalam menyalahkan dirinya. Dengan cara yang sama, sebaliknya, tidaklah sampai melukai seseorang untuk dihinakan, dianiaya, diperlakukan tidak baik, jika didalam hatinya dia tetap tak bersalah, dan tanpa kekeliruan. Sebaliknya, dia memiliki alasan yang baik untuk berbahagia didalam Tuhan dengan sabar, damai dan keheningan. Lebih dari itu tak ada penentangan yang bisa melukai seseorang jika setan tidak ikut campur disitu, dan karena tak ada kejahatan yang bisa berlangsung tanpa ada hukuman, demikian juga tak ada kebaikan yang tidak menerima ganjaran. Demikian juga kita tak bisa mengharapkan ganjaran dengan sikap munafik atau mengharapkan dan memperoleh keuntungan dari manusia, bukan dari Tuhan saja, bukan saat ini, tetapi pada masa mendatang, dan bukan hanya untuk sementara saja, melainkan untuk selamanya. Karena itu jelaslah bahwa tak ada yang lebih besar, tak ada yang lebih baik, dari pada masuk kedalam tempat yang tersembunyi didalam pikiran dan di setiap cobaan dan kejadian dan disitu kita memanggil Tuhan Yesus Kristus sendiri, penolong kita ditengah godaan dan cobaan, dan dengan merendahkan diri kita disitu, mengakui dosa-dosa kita, memuji Tuhan dan Allah Bapa, Pemberi penghiburan dan kebenaran. Lebih dari itu, hendaknya seseorang menganggap segala sesuatu, secara umum dan secara khusus, yang terjadi dalam dirinya dan orang lain, baik sejalan ataupun tidak dengan dirinya, dengan semangat yang besar dan penuh percaya, sebagai sesuatu yang berasal dari tangan Penguasa yang tak bisa salah ataupun dari tatanan yang dibuatNya. Sikap ini akan menuntun kepada pengampunan atas dosa-dosa kita, pembebasan dari segala kepahitan hidup, kepada kebahagiaan dan rasa aman, kepada curahan rahmat dan kerahiman Tuhan, membawa kita kepada kedekatan yang lebih erat dengan Tuhan, kenikmatan yang berlimpah dihadapan kehadiranNya dan bergantung erat dan bersatu dengan Tuhan. Namun marilah kita tidak meniru mereka yang bersikap munafik dan seperti orang-orang Parisi yang ingin nampak baik dari luar, berbeda dari diri mereka yang sebenarnya, dan berusaha memberi kesan yang lebih baik dihadapan orang lain, seolah dirinya istimewa, bahwa mereka banyak memiliki pengetahuan. Adalah merupakan kegilaan untuk mencari, menginginkan, mengharapkan penghargaan dari manusia, jika didalam dirinya dia penuh dengan berbagai kesalahan dan kekurangan. Dan semua kebaikan yang kita bicarakan diatas akan membuat takut orang-orang yang menyenangi kesia-siaan karena mereka akan mendatangkan kutukan atas dirinya sendiri. Karena itu tetaplah melihat kesalahan dan kelemahanmu dan kenalilah dirimu, agar kamu bisa direndahkan dan janganlah kamu menghindar jika dianggap sebagai orang yang paling rendah, paling hina, dan menjadi buih yang paling mudah pecah jika kamu menyadari dosa berat dan kesalahan besar dalam dirimu. Dengan alasan apapun, anggaplah dirimu jika dibandingkan dengan orang lain, sebagai besi terhadap emas, ilalang terhadap gandum, sekam terhadap pasir, serigala terhadap kambing, setan dengan anak-anak Allah. Dan janganlah kamu berusaha untuk dihormati oleh orang lain dan minta didahulukan dihadapan orang lain, tetapi bebaskanlah dari dalam hati dan jiwamu semua racun dan bisa dari penyakit dan pujian ini, segala usaha untuk sombong dan melakukan tindakan kesia-siaan, supaya kamu tidak seperti yang dikatakan nabi Daud ‘karena orang fasik memuji-muji keinginan hatinya’ (Mzm 10:4) dan Yesaya ‘mereka yang berbicara tentang kebaikanmu telah menipumu dan menghancurkan jalanmu’ (Yes 3:12) dan Tuhan didalam Lukas ‘Celakalah kamu jika orang lain berbicara tentang kebaikanmu’ (Luk. 6:26).