Friday, December 11, 2009

Bersandar Kepada Tuhan (Bab 2)





Bab 2


Bagaimana seseorang bisa bersandar dan hanya mencari Kristus saja dan mengabaikan yang lain.


Tentu saja seseorang yang ingin meraih dan tinggal pada keadaan kemuliaan seperti ini, mata dan inderanya harus ditutup dan tidak terlibat atau merasa khawatir tentang segala sesuatu disekitarnya. Tetapi dia harus benar-benar menolak semua itu dan menganggapnya sebagai hal yang tidak penting, membahayakan dan bisa melukai. Maka dia harus menarik diri dari semua itu dan masuk kedalam dirinya, dan tidak memperhatikan sesuatu yang lain, yang masuk kedalam pikirannya, kecuali Yesus Kristus, yaitu Dia yang terluka dan sendirian, sehingga dia akan mengarahkan segala perhatiannya dengan hati-hati dan bersungguh-sungguh, melalui dirinya dan kepada Dia, yaitu melalui manusia kepada Tuhan. Melalui luka-luka dari kemanusiaannya kepada realitas yang paling dalam dari keilahianNya. Disini dia akan bisa memerintah dirinya dan segala sifat yang dimilikinya, secara pribadi maupun secara menyeluruh, segera dan dengan aman, tanpa banyak bicara, dengan kuasa Allah, seperti yang dikatakan oleh St.Petrus ‘serahkanlah seluruh perhatianmu kepadaNya’ (1 Pet.5:7), yaitu Dia yang bisa melakukan apa saja. Dan sekali lagi, dalam segala hal janganlah merasa cemas (Fil.4:6) dan ‘serahkanlah bebanmu kepada Tuhan maka Dia akan mempertahankan kamu’ (Mzm. 55:22). Demikian juga dengan kutipan yang lain ‘Adalah baik bagiku untuk berpegangan kepada Tuhan’ (Mzm. 73:28), ‘dan aku selalu menghadirkan Tuhan dihadapanku’ (Mzm. 16:8). Juga mempelai didalam Kidung berkata ‘Aku menemukan Dia yang dikasihi oleh jiwaku’ (Kid.2:4) dan ‘segala hal yang baik datang kepadaku bersamanya’ (Keb. 7:11). Dan ini merupakan harta surgawi yang tersembunyi yang merupakan mutiara yang layak untuk dicari-cari dengan niatan yang penuh, menghargainya dengan kesetiaan, rendah hati, kehati-hatian, keheningan yang teduh, lebih dari segala hal lainnya dan menyukainya lebih dari pada kenikmatan, kehormatan dan kepenuhan jasmani. Apa baiknya seorang religius jika dia bisa memperoleh seluruh isi dunia ini namun menderita kehilangan jiwanya ? Apa manfaat dari keadaan hidupnya, kesucian profesinya, keutamaan dari hidup baktinya, dan pakaian seragamnya ataupun peristiwa diluar yang menyelimuti perjalanan hidupnya jika dia tak memiliki kehidupan kerendahan hati spirituil dan kebenaran spirituil dimana Kristus tinggal disitu melalui sebuah iman yang tercipta oleh kasih. Inilah yang dimaksudkan oleh Lukas dengan ‘Kerajaan Allah (yaitu Yesus Kristus) ada didalam dirimu’ (Luk. 17:21).